NUNUKAN, KOMPAS.com – Kebakaran menghanguskan sekitar 20 hektare lahan di sejumlah lokasi di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dalam tiga hari terakhir, sejak 24 April hingga 26 April.
Kasubid Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Muhammad Basir mengatakan, mayoritas lahan, diduga sengaja dibakar untuk pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.
"Areal yang terbakar luasan beragam, mulai dua hektare, sampai lebih 10 hektare. Diduga sengaja dibakar untuk pembukaan perkebunan kelapa sawit," ujar Basir, Kamis (27/4/2023).
Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Perbatasan Dumai-Bengkalis Riau Diperkirakan Sudah Mencapai 50 Hektar
Informasi tersebut diperoleh petugas BPBD dari warga sekitar lokasi kebakaran.
Bahkan petugas menemukan jejak alat berat jenis ekskavator dari salah satu lokasi lahan yang diduga sengaja dibakar.
Selain itu, aksi pembakaran tersebut, dilakukan di waktu petang dan malam hari, dimulai dari wilayah perbukitan.
Basir menjelaskan, pelaku pembakaran memanfaatkan arah angin untuk bisa menghanguskan daerah lereng bukit yang sulit dijangkau.
"Salah satu areal lahan yang dibakar, ada yang menjadi lahan gambut. Itu lokasinya di dekat SMAN 2 Nunukan Selatan. Ini menjadi keprihatinan kita semua. Lahan gambut akan lebih sulit padam karena akarnya mampu menyimpan bara lebih lama dan membahayakan, karena sewaktu waktu bisa menyala tanpa terdeteksi," kata Basir.
Adapun areal yang terbakar, sebagaimana data BPBD Nunukan, pada tanggal 24 April 2023, ada tiga titik dengan luasan diperkirakan tidak kurang dari 6 Hektare.
Masing masing di dekat SMAN 2 Nunukan Selatan, di wilayah Persemaian dan Kampung Pisang.
Lalu pada 25 April 2023, ada dua lokasi yang terbakar, masing masing di Seimangkadu, dan tak jauh dari Kantor Kejari Nunukan. Areal yang terbakar tidak kurang dari 11 hektar.
Dan kebakaran ketiga, pada 26 April 2023, terjadi di wilayah Tanjung Harapan, dekat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nunukan. BPBD mencatat, lebih 2 hektar lahan yang ludes dilahap di jago merah.
Basir berharap peristiwa ini menjadi perhatian semua pihak dan ada tindakan dari aparat penegak hukum terkait dugaan pembakaran ini.
Pasalnya, Kabupaten Nunukan, saat ini dilanda musim kemarau. Banyaknya lahan sawit, menjadi salah satu faktor kekeringan.
Terlebih, Kabupaten Nunukan, merupakan wilayah pulau yang hanya mengandalkan hujan sebagai sumber air baku.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.