Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 IRT Asal Timor Leste Belanja Sayur di NTT untuk Dijual Lagi di Negaranya

Kompas.com - 12/04/2023, 22:52 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Resor Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), menangkap tiga orang ibu rumah tangga (IRT) asal Timor Leste karena masuk wilayah Indonesia tanpa membawa dokumen alias ilegal.

Tiga IRT yang ditangkap yakni Filomena Pinto (47), Magdalena Ola (41), Glermina Pereira (43).

Selain tiga wanita tersebut, ikut bersama mereka seorang bocah berusia 12 tahun berinisial MF.

"Mereka kedapatan memasuki wilayah Indonesia secara ilegal, Senin (10/4/2023), dan diamankan di Pusat Perbelanjaan Atambua Plaza," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2023).

Baca juga: Emak-emak Timor Leste Ditangkap karena Belanja Sayuran di Indonesia Tanpa Dokumen

Ariasandy menuturkan, kejadian itu bermula ketika Kepala Unit Intelkam Kepolisian Sektor Tasifeto Timur, Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Muhammad Anas, menerima informasi ada satu unit mobil angkutan pedesaan berwarna hijau mengangkut warga Timor Leste secara ilegal.

Warga Timor Leste tersebut menumpang angkutan umum dari Motaain, Kecamatan Tasifeto Timur, ke Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

Dari informasi tersebut, Bripka Anas lalu berkoordinasi dengan Satuan Intelkam Kepolisian Resor (Polres) Belu.

"Anggota kita itu, lalu membuntuti angkutan umum itu menuju Pasar Baru Atambua," kata Ariasandy.

Baca juga: 4 Bulan Berlalu, Identitas Jari Manusia Dalam Sayur Lodeh di NTT Belum Terungkap

Setelah dari pasar baru, mobil yang bernomor polisi DH 1891 EA bergerak menuju Pasar Lama, Atambua.

Ketika tiba di pusat perbelanjaan Atambua Plaza, mobil tersebut diadang polisi. Mereka lalu diperiksa. Ternyata tak satu pun dari mereka memiliki dokumen.

Kepada aparat kepolisian, warga asal Palaka dan Batugede Distrik Bobonaro, Timor Leste, ini mengaku masuk ke Indonesia melalui pinggir Pantai Motaain, dengan tujuan berbelanja bahan dagangan untuk dijual kembali di Timor Leste.

"Mereka mengaku masuk ke wilayah Indonesia pada Senin 10 April 2023, sekitar pukul 07.00 Wita, melalui pinggir Pantai Motaain yang notabene wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste," kata dia.

"Alasannya masuk ke Indonesia untuk berbelanja bahan dagangan berupa sayur mayur dan tomat untuk dijual di Timor Leste," sambungnya.

Hal itu, lanjut Ariasandy, karena banyaknya permintaan dari warga Timor Leste. Ditambah, harga sayur dan tomat sangat mahal.

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Ancaman Banjir Rob di Pesisir Pantai NTT dalam 2 Hari ke Depan

Sehingga mereka masuk ke wilayah Indonesia melalui jalur ilegal demi mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan sayur dan tomat.

Rencananya, warga Timor Leste itu membeli sayur dan tomat dan dimuat di mobil pikap yang sudah disediakan.

Namun, belum sempat membawa hasil bumi Indonesia ke negara tetangga itu, mereka dibekuk polisi.

Setelah diamankan, empat warga Timor Leste tersebut kemudian dibawa ke pihak Imigrasi kelas II Atambua.

"Hari itu juga, keempat orang warga Timor Leste tersebut diserahkan kepada pihak Imigrasi Kelas II TPI Atambua yang diterima Kepala Subseksi Intelijen Keimigrasian Silvester Donna Making. Keempatnya diserahkan guna menjalani proses sesuai undang-undang keimigrasian yang ditandai dengan berita acara serah terima warga negara asing," kata Ariasandy.

"Mereka diserahkan dalam keadaan aman dan sehat setelah melalui proses pemeriksaan kembali oleh pihak Imigrasi. Mudah-mudahan secepatnya dideportasi kembali ke negaranya," sambungnya.

Ariasandy berharap, ke depan tidak ada lagi warga Timor Leste yang nekat melintas secara ilegal ke wilayah Indonesia.

"Kalau memang ada perlu, sebaiknya melalui jalur resmi agar tidak menjadi masalah buat dirinya sendiri," kata Ariasandy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com