LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Tujuh siswa sekolah dasar (SD) di Desa Pota Wangka, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terseret arus sungai pada Selasa (4/4/2023).
Para siswa itu terseret arus sungai saat pulang sekolah. Mereka terpaksa melewati arus sungai karena tidak ada jembatan penyeberangan.
Hendrik, warga Kampung Pungkang mengatakan, tujuh siswa yang terseret arus sungai itu terdiri dari dua perempuan dan empat laki-laki.
"Mereka ini nekat menyeberang, tapi tidak tahunya air sungai tersebut sangat deras sehingga mereka terseret," kata Hendrik saat dihubungi Rabu (5/4/2023) sore.
Baca juga: Jalan Provinsi di Manggarai Barat Ambles, Lalu Lintas Terganggu
Hendrik menuturkan, para siswa SD tersebut terpaksa menyeberangi sungai lantaran jalur itu merupakan satu-satunya akses utama untuk bisa pergi dan pulang sekolah.
"Kemarin siang mereka pulang sekolah dan paksa untuk menyeberang sementara arus sungai masih deras yang mengakibatkan mereka terbawa arus. Untungnya anak-anak tersebut cepat tertolong oleh warga yang lewat saat pulang kerja," ujarnya.
Baca juga: Korupsi Pembangunan Papan Jalan Gua Rangko di Manggarai Barat, 2 Orang Jadi Tersangka
Ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat segera membangun infrastruktur jembatan di daerah itu.
Salah satu dari tujuh siswa yang terseret arus sungai itu adalah Martina Nevrianis Hambur (12).
Ia diselamatkan oleh warga setempat bernama Rikardus Hadu bersama rekannya Viktor O. Sidi setelah terseret sejauh 200 meter.
"Hujan deras dan tidak lama kemudian volume air semakin naik, akhirnya mereka berteriak saat terseret oleh air sungai dan kayu besar," ungkap Rikardus.
Menurut Rikardus, saat kejadian ada seorang ibu yang melihat para siswa terseret air. Ibu itu menelepon keluarga di kampung Pungkang untuk menginformasikan ke keluarga bahwa ada kejadian anak sekolah terseret banjir besar.
Kemudian, semua warga Kampung Pungkang panik dan segera menuju ke lokasi kejadian untuk membantu korban.
"Warga Kampung Pungkang menangis, karena di luar dugaan mereka Martina Nevrianis Hambur bisa diselamatkan dari banjir," kata Rikardus.
Baca juga: Pulang Berkebun, Nenek Hilang Terseret Arus Sungai di Manggarai Barat
Ia menyebutkan, kondisi Martina masih trauma atas kejadian tersebut. Kondisi tubuhnya pun sangat memprihatinkan.
Seluruh badannya terasa sakit akibat terbentur batu dan jari kakinya luka akibat benturan saat terseret arus sungai yang deras.
Kepala Desa Pota Wangka, Petrus Robertus Sentosa mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada saat musim hujan.
"Kami mengimbau kepada seluruh warga masyarakat Pota Wangka untuk selalu waspada saat musim hujan seperti sekarang ini. Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," tegas Robertus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.