Belasan jasad tersebut diduga merupakan korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang Slamet Tohari.
Sementara itu Kepala Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Mahbudiono mengatakan ladang yang digunakan sebagai tempat penguburan para korban adalah milik orang tua Slamet.
"Saya tahu ada satu mayat saja merinding apalagi ini banyak sekali. Masyarakat juga resah dengan adanya kejadian seperti ini," katanya.
Ia mengatakan rumah dari tersangka berada di pinggiran, bersebelahan dengan sungai dan jauh dari tetangga.
"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," ungkapnya.
Mahbudiono mengatakan Mbah Slamet jarang kelihatan bersosialisasi dengan warga lainnya dan ia tak tahu profesi pria 45 tahun itu.
Namun menurutnya, istri Mbah Slamet sempat berdagangan kubis.
"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis. Tapi istrinya sempat dagang kubis," kata Mahbudiono
Mahbudiono mengaku baru tahu Mbah Slamet seorang dukun pengganda uang ketika seorang korban warga asal Pekalongan memberitahukan hal itu kepadanya.
"Sempat ada yang datang menemui saya, orang warga Palembang bilang ketemu Mbah Slamet ingin menemui keluarganya," jelasnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor Ardi Priyatno Utomo), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.