KOMPAS.com - Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan dan pembunuhan belakan korban di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Mayat 11 orang itu ditemukan terkubur di lahan milik Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.
Terkait suaminya yang menjadi dukun pengganda uang dan diduga membunuh 11 orang, Sanem memberi pengakuan.
Sanem mengaku tidak tahu menahu soal aktivitas suaminya yang diduga melakukan pembunuhan terhadap 11 orang.
Baca juga: Soal Temuan 11 Mayat Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Relawan Sebut Ada yang Masih Utuh
Sanem justru mengaku sudah setahun ini dirinya ditelantarkan oleh sang suami.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," kata Sanem.
Sanem mengakui suaminya memang kerap menerima tamu yang datang ke rumah. Namun, ia mengaku tidak mengetahui secara persis maksud kedatangan para tamu tersebut.
Sanem mengatakan hanya diminta membuatkan minuman oleh sang suami.
"Saya cuma disuruh buatkan teh," kata Sanem.
Sementara itu Kepala Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Mahbudiono mengaku tak tahu profesi dan keseharian Mbah Slamet, sang dukun pengganda uang.
Mahbudiono mengatakan Mbah Slamet jarang kelihatan bersosialisasi dengan warga lainnya.
Namun istri Mbah Slamet disebut sempat berdagang kubis.
"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis. Tapi istrinya sempat dagang kubis," kata Mahbudiono, Senin (3/4/2023).
Mahbudiono mengaku baru tahu Mbah Slamet seorang dukun pengganda uang ketika seorang korban warga asal Pekalongan memberitahukan hal itu kepadanya.
"Sempat ada yang datang menemui saya, orang warga Palembang bilang ketemu Mbah Slamet ingin menemui keluarganya," jelasnya.