Pramudya waktu itu bercerita tentang Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825 – 1830). Diponegoro ingin mengusir Belanda.
Pemerintahan Hindia Belanda saat itu jadi bangkrut dari segi keuangan, tapi berhasil mengalahkan Diponegoro.
Peter Carey dan Ricklefs juga bilang Diponegoro kalah perang. Usaha mengusir penjajahan mulai mendapat jalan menuju keberhasilan setelah awal abad ke-20, Sukarno dan tokoh-tokoh lainnya mengumandangkan tanpa henti tentang persatuan/kesatuan Indonesia dan nasionalisme serta mendirikan partai dengan slogan “Merdeka sekarang juga”.
Sukarno dan lain-lainnya dipenjara Belanda berkali-kali, tapi masyarakat terpukau seruan Bung Karno itu.
Maka 17 Agustus 1945, Sukarno didampingi Bung Hatta di depan corong menyerukan proklamasi kemerdekaan RI, dan merdeka hingga kini.
Namun, Bartho mengatakan bisik gaib Parangkusumo tentang ramalan “Jawa bubrah” terus berjalan sampai saat ini.
“Coba lihat dan renungan tanda-tanda zaman saat ini persis dengan masa Daendles dan Raffles yang menimbulkan perang Jawa.”
Bacalah dan renungan sejarah bermutu, jangan membuka video sejarah tentang narasi jorok tidak bermoral yang banyak beredar di masa pandemi covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.