Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gus Tanto, Dirikan Pesantren bagi Preman dan Mantan Napi di Semarang, Pernah Nyaris Dibunuh

Kompas.com - 25/03/2023, 09:19 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Dahulu, Kampung Perbalan di Semarang, Jawa Tengah identik dengan kesan negatif sebagai kawasan rawan kriminalitas.

Merasa prihatin dengan situasi tersebut, KH. Muhammad Kuswanto atau yang akrab disapa Gus Tanto melakukan pendekatan pada sejumlah preman di kawasan itu.

Hingga pada 2004 berdirilah Pondok Pesantren Istigfar Tombo Ati di Jalan Perbalan, Purwosari, Semarang Utara.

Baca juga: Siswa SMA Semarang Korban Tabrakan Bocah 15 Tahun Meninggal, Keluarga Tolak Berdamai

Menyusup ke kelompok preman

Gus Tanto menceritakan, di tahun tersebut angka kriminalitas masih tinggi. Mereka yang kuat terus menindas yang lemah.

Di saat itu, Gus Tanto kerap menyusup ke tengah kelompok preman di sejumlah lokasi di Semarang. Tujuannya untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar.

Tak jarang para preman berniat jahat, mencoba melukai dan membunuh Gus Tanto menggunakan senjata tajam, namun hingga kini dirinya selalu selamat.

“Mereka penasaran, kok bisa, bahkan sampe diminta jadi gembong sama preman di Pulo Gadung, Jakarta. Tapi saya tolak,” beber Gus Tanto saat ditemui usai tadarus di pondok pesantrennya, Jumat (24/3/2023) malam.

Baca juga: Jokowi Undang Pelaku Bisnis Pertanian di Ponpes Al-Ittifaq ke Istana

Ajak preman dalami agama

Gus Tanto saat ditemui di Pondok Pesantren Istighfar, kampung Perbalan, Purwosari, Semarang, Jumat (24/3/2023).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Gus Tanto saat ditemui di Pondok Pesantren Istighfar, kampung Perbalan, Purwosari, Semarang, Jumat (24/3/2023).

Perlahan, sikap para preman mulai berbalik. Mereka yang dulu benci perlahan justru berguru pada Gus Tanto. Para preman bahkan bersedia mendalami ilmu agama.

Gus Tanto menegaskan, tak peduli sebesar apa pun dosa dan kesalahan yang diperbuat, seseorang selalu memiliki kesempatan bertobat dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

“Inti ajaran saya ke santri itu, bagaimana caranya bisa bermanfaat utamanya bagi diri sendiri, lalu keluarga dan orang lain,” tegasnya.

Baca juga: Operasi Pekat Ramadhan, Pria Bersama 2 Biduan di Probolinggo Diamankan Polisi di Tempat Karaoke


Proses pertobatan ratusan santrinya tidak terjadi dalam waktu yang singkat.

Gus Tanto mengajarkan jika perubahan kecil dimulai melalui amalan dari diri sendiri.

Baru kemudian seseorang dapat mengajak keluarga dan lingkungan sekitarnya untuk sama-sama berbenah.

“Mereka di sini ada ratusan, mungkin kalau di total 300 lebih, tapi statusnya santri kalong, jadi enggak menetap di sini gitu. Datang saat ngaji dan mujahadah setiap malam Kamis,” tuturnya.

Ilustrasi santri
Kompas.com/M.Agus Fauzul Hakim Ilustrasi santri

Halaman:


Terkini Lainnya

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com