SEMARANG, KOMPAS.com - Masjid Agung Semarang atau sering dikenal dengan Masjid Kauman Semarang disebut sebagai masjid tertua di Kota Semarang.
Masjid yang terletak di Jalan Aloon-aloon Barat, Bangunharjo, Kota Semarang ini ternyata menyimpan banyak cerita sejarah.
Tampak depan, Masjid Kauman berdiri kokoh dan besar dengan perpaduan cat berwarna hijau. Di samping sudut masjid, terdapat pula menara yang menjulang tinggi. Berdasarkan data arsip Masjid Kauman Semarang, bangunan ini berdiri sejak ratusan tahun lalu lalu, tepatnya pada 13 November 1890.
Sekretaris Takmir Masjid Kauman, Muhaimin menuturkan, masjid tersebut sudah empat kali dibangun ulang dan masih bertahan hingga saat ini.
Baca juga: Selama Ramadhan, Pemprov Sumbar Siapkan Rp 10 Miliar untuk Bantu Pembangunan 240 Masjid
"Pertama di daerah Mugas. Kedua di Bubakan, karena ada geger Pecinan terbakar, lalu ketiga dibangun di sini. Terus sempat terbakar lagi. Baru dibagunlah ini yang keempat," jelas Muhaimin kepada Kompas.com, Jumat (24/3/2023).
Salah satu hal unik yang ada pada bangunan bangunan Masjid Kauman Semarang ini adalah adanya atapkhas Jawa yang bertingkat tiga atau tajuk tumpang tiga. Tentu, atap tersebut memiliki arti filosofis.
Lebih jelas Muhaimin menuturkan, tajuk tumpang tiga diartikan sebagai tingkatan derajat manusia. Pertama, yaitu Islam yakni orang tersebut sudah membaca dua kalimat syahadat dan melakukan shalat.
"Setelah Islam, harus diisi dengan keimanan. Sedangkan ketiga, derajat ihsan. Di mana ketika seseorang melakukan ibadah itu serasa melihat Allah SWT atau memiliki keyakinan bahwa Allah SWT melihatnya," ucap dia.
Setelah mencapai tiga tingkatan tersebut, seseorang akan mencapai derajat paling atas yang terdapat di mustaka masjid yaitu lafadz Allah, atau disebut dengan tingkatan ma'rifatullah.
Baca juga: Tertangkap Basah Curi Sepeda di Halaman Masjid, Pria di Gresik Diamuk Massa
Bangunan Masjid Kauman ini ternyata didesain oleh seorang arsitek dari Belanda bernama Ir. G. A. Gambier. Bahkan menurutnya, atap Masjid Kauman ini terbuat dari seng yang ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Tak heran, atap Masjid Kauman masih awet dan kuat hingga saat ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.