Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace menyebutkan, ada warga negara asing (WNA) dari sebuah negara yang telah membuat wilayah eksklusif atau "kampung" bagi mereka sendiri di Ubud, Gianyar, Bali.
"Di Ubud, ada suatu WNA bahkan orang menyebut 'kampung negara tertentu' karena dia eksklusif, tertutup, antara mereka sana dan tidak tahu apa yang terjadi dalam tembok lingkungan yang mereka bangun," kata dia saat menjadi narasumber dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) yang digelar secara daring, Senin (20/3/2023).
Cok Ace mengatakan, keberadaan WNA di Ubud yang membuat wilayah eksklusif tersebut akan menjadi sasaran prioritas dari Satgas Pariwisata.
Para WNA itu bakal mendapatkan pembinaan dari petugas.
Bahkan, apabila ditemukan pelanggaran hukum, petugas akan melakukan pendeportasian.
"Ini juga menjadi prioritas kami untuk menerbitkan WNA yang ada di Ubud, Sanur. Penertiban menyangkut masalah pembinaan, tindakan hukum apabila ada pelanggaran pidana bahkan deportasi," kata dia.
Baca selengkapnya: Wagub Bali Sebut Ada WNA Bikin "Kampung" Eksklusif di Ubud
Pelajar SMA Theresiana, VR (18) korban tabrakan akhirnya meninggal pada Senin malam (20/3/2023) usai tak sadarkan diri selama 12 di RSUP Kariadi Semarang.
Sebelumnya terjadi tabrakan oleh pengendara Yamaha R25 bernama KP (15) saat VR dan PM berboncengan hendak menyeberangi Jala Mayjen Sutoyo menuju Jalan Anggrek pada Rabu (8/3/2023).
Dalam rekaman CCTV yang diterima Kompas.com, pengendara Yamaha R25 yakni KP yang membonceng T dengan kecepatan tinggi terlihat menabrak sepeda motor Jupiter yang dikendarai VR dan PM.
Kuasa Hukum VR Feynita Susilo mengatakan, korban dirawat di ICU RSUP Kariadi sejak kejadian tersebut.
VR mengalami luka berat seperti pendarahan di bagian otak, retak di bagian tengkorak kepala, patah tulang pipi, hingga pembengkakan dan pendarahan pada paru-paru.
“Korban baru semalam meninggal, saat ini Vito disemayamkan di Tiong Hoa Ie Wan Ruang J,” tutur Feynita saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/3/2023).
Sementara itu, pihak keluarga masih akan melanjutkan proses hukum atas kejadian yang menimpa anaknya hingga meninggal.
Pasalnya, sampai saat ini keluarga KP dinilai tidak bersikap baik dan menunjukkan empati pada korban.
Baca selengkapnya: Koma 12 Hari, Siswa SMA di Semarang yang Ditabrak Anak 15 Tahun Meninggal
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Pinrang, Suddin Syamsuddin, Kontributor Bali, Yohanes Valdi Seriang Ginta, Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah | Editor Dita Angga Rusiana, Rachmawati, Ardi Priyatno Utomo, Pythag Kurniati, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.