LEMBATA, KOMPAS.com - Gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada Senin (13/3/2023). Letusan ini disertai lontaran lava pijar sejauh 300 meter.
Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok Fajaruddin M Balido mengatakan, selama periode pengamatan pukul 00.00-24.00 Wita, teramati tiga kali letusan dengan tinggi 500 meter dan asap putih dan kelabu.
Baca juga: Stok Minyak Goreng di Flores Timur dan Lembata Kosong
"Letusan disertai gemuruh lemah dan teramati lontaran lava pijar 300 meter dari puncak ke segala arah," ujar Fajaruddin dalam keterangannya, Selasa (14/3/2023).
Teramati pula asap kawah bertekanan lemah dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal. Asap putih itu teramati pada 200-700 meter di atas puncak kawah.
Selain mengalami gempa letusan, Fajaruddin mencatat, terjadi 69 kali gempa hembusan, 13 gempa tremor non-harmonik, satu kali tremor harmonik, gempa vulkanik dalam tiga kali, dua kali gempa tektonik lokal, dan empat kali gempa tektonik jauh.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh, tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok masih berada pada level II atau waspada.
"Sebelumnya level III siaga, tetapi sudah turun ke level II sejak tanggal 28 Desember 2022, tentu rekomendasi akan disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini," katanya.
Fajaruddin meminta pengunjung dan wisatawan tidak memasuki dan melakukan aktivitas di dalam radius dua kilometer dari puncak Ile Lewotolok.
Masyarakat Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona, diminta mewaspadai ancaman guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus 21 Kali, Warga Diminta Tetap Waspada
Untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan Iainya yang disebabkan oleh abu vulkanik, masyarakat di sekitar lokasi dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.