PALEMBANG, KOMPAS.com- Hujan deras yang mengguyur Sumatera Selatan sejak satu pekan terakhir membuat tujuh wilayah kabupaten dan kota terendam banjir serta banjir bandang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat, wilayah terjadi banjir tersebut adalah Kabupaten Lahat, Muara Enim, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, dan Kota Prabumulih.
Dari tujuh wilayah tersebut, diperkirakan sebanyak 5.000 rumah terendam banjir dan mengalami kerusakan.
“Perkiraannya 5.000-an rumah tapi bisa lebih karena sekarang masih didata. Namun untuk korban jiwa ada tiga orang,” kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori, saat dikonfirmasi KOMPAS.com, Senin (13/3/2023).
Baca juga: Banjir Luapan Sungai Kuantan Landa 3 Kecamatan di Kuansing Riau, Warga Dievakuasi
Ansori menjelaskan, dari tujuh wilayah tersebut Kabupaten Lahat adalah kawasan paling parah terdampak kerusakan.
Sementara, untuk wilayah kawasan terendam banjir Kabupaten Musi Rawas merupakan yang tertinggi. Sampai saat ini kondisi air yang merendam rumah warga telah mencapai 2 meter.
“Bahkan sampai sekarang masih berlangsung hujan di Musi Rawas, kemungkinan air akan kembali naik,”jelas Ansori.
Dari pengamatan yang mereka lakukan, kondisi banjir yang melanda wilayah Sumatera Selatan akibat rusaknya kawasan hutan pendukung yang kini banyak beralih fungsi.
Akibatnya, saat terjadi hujan sungai sekitar yang menampung air tidak lagi bisa terbendung hingga menyebabkan banjir serta tanah longsor.
“Sepanjang tahun, kejadian ini merupakan yang terparah di Sumsel,” ujarnya.
Baca juga: 2 Hari Setelah Hilang Terseret Arus Banjir Bandang Lahat, Heri Ditemukan Tewas
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Selatan Panji Tjahjanto juga mengakui bahwa saat ini kondisi hutan di wilayah Sumsel telah kritis.
Dari total 3,4 juta hektar hutan, 7.000 di antaranya telah rusak.
“Tutupan hutan sekarang hanya 17 persen, itu sangat tidak seimbang,” jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya berupaya melakukan pencegahan dengan berupaya menanam kembali hutan-hutan yang telah rusak.
“Pencegahan alih fungsi lahan terus dilakukan agar kawasan hulu di Sumsel tidak terus tergerus,”jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.