SENTANI, KOMPAS.com - Seorang sopir truk tewas dianiaya di Kampung Meteor, Distrik Airu, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (6/3/2023) dini hari. Penganiayaan itu imbas dari isu penculikan anak.
Kepala Kepolisian Resor Jayapura AKBP Frederickus W.A Maclarimboen mengatakan, Satuan Reskrim Polres Jayapura telah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus penganiayaan yang menyebabkan korban berinisial H (38) meninggal dunia.
"Kejadian berawal dari korban bersama empat rekan sopir lainnya menggunakan empat truk berangkat dari Kabupaten Jayawijaya menuju ke Kabupaten Jayapura,” kata Frederickus kepada wartawan, Senin.
Baca juga: Pemkab Jayapura Anggarkan Rp 2 Miliar untuk Seragam Dinas ASN
Saat tiba di Kampung Malili, kelima sopir tersebut dicegat oleh warga setempat dengan alasan pemeriksaan terkait isu penculikan anak.
"Saat dilakukan pemeriksaan oleh warga setempat, satu unit mobil triton dan dua unit motor datang ke TKP pemalangan dan langsung melakukan pengrusakan terhadap truk yang dipalang oleh masyarakat," jelas Frederickus.
Baca juga: Bawa Amunisi ke Indonesia, Warga Papua Nugini Ditangkap di Perbatasan Skouw Jayapura
Melihat warga semakin brutal merusak kendaraan, kelima sopir tersebut berpencar dan melarikan diri ke hutan untuk menyelamatkan diri.
"Namun sayang, korban H yang ingin meminta pertolongan di salah satu kamp PT Yasa yang jaraknya sekitar 30 meter dari lokasi pemalangan, malah mendapat penganiayaan menggunakan kayu dari pelaku YW (57) yang merupakan sekuriti kamp PT Yasa dan DA, yang sudah mendapatkan informasi hoaks tentang penculikan anak,” jelasnya.
Masih kata Frederickus, setelah para pelaku melakukan pengeroyokan terhadap korban, pelaku YK (21) membawa Korban menuju Jembatan Meteor yang berjarak sekitar 500 meter dari kamp PT Yasa, diikuti oleh pelaku YW, SP dan DA.
"Sesampainya di Jembatan Meteor, pelaku YK membanting korban di tengah Jembatan Meteor dan melakukan penikaman menggunakan pisau badik sebanyak dua kali di bagian dada,” jelasnya.