BIMA, KOMPAS.com - Sebuah kapal pencari ikan terombang-ambing selama kurang lebih delapan jam di perairan Sangeang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kapal dengan satu kapten dan enam orang Anak Buah Kapal (ABK) itu mengalami kerusakan pada bagian sayap setelah dihantam gelombang tinggi, Kamis (23/2/2023).
Baca juga: Mesin Rusak, Kapal Pengangkut 500 Ton Karet Mentah Tenggelam di Lampung, 6 Awak Kapal Selamat
Koordinator Pos SAR Bima, Ariansyah Sosilo menjelaskan, kapal tersebut berangkat dari Dermaga Bonto, Kelurahan Ule menuju perairan Sangeang pada Rabu (22/2/2023) sore.
Sesuai rencana, mereka akan kembali pada Kamis (24/2/2023) pagi setelah bermalam untuk mencari ikan.
Hingga Kamis pagi, kapten bernama Sunardi dan enam orang ABK tidak kunjung tiba di Dermaga Bonto.
"Siang harinya kami mendapat laporan bahwa kapal itu sudah tidak bisa dihubungi," kata Ariansyah saat dikonfirmasi, Jumat (24/2/2023).
Setelah memastikan bahwa kapal tersebut hilang kontak, Tim Sar bersama jajaran Polairud kemudian turun melakukan pencarian di perairan Sangeang.
Penyisiran yang dilakukan di sebelah barat Gunung Sangeang tidak membuahkan hasil.
Namun, tak lama setelah itu tim mendapat informasi dari warga setempat bahwa ada kapal bagang yang mengalami kerusakan dan hendak terdampar di sekitar Nanga Wera.
Benar saja setelah dicek kapal itu tengah diombang-ambingkan gelombang tinggi hingga 2,5 meter.
"Setelah kita cek kapal itu ternyata sayap kiri dan kanan sudah patah semua," ujarnya.
Dari semula tujuh orang yang berada di atas kapal, ternyata hanya dua orang yang masih bertahan. Mereka adalah kapten kapal dan satu orang ABK.
Sementara lima orang ABK lainnya keluar menggunakan perahu kecil ke tepi pantai yang jaraknya sekitar 2 kilometer.
Baca juga: Jaringan Narkoba dari Papua Nugini Ditangkap di Atas Kapal, Barang Bukti Capai 10 Kg
Tim SAR bersama jajaran Polairud sempat kesulitan mengevakuasi kapten dan ABK kapal lantaran gelombang cukup tinggi.
Petugas bahkan tidak berani mendekati kapal tersebut lantaran khawatir tersapu ombak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.