PEKANBARU, KOMPAS.com - Wilayah Provinsi Riau kini sudah memasuki musim kemarau kering.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), tim pemadam kebakaran yang ada di Bumi Lancang Kuning mulai bersiaga.
Tidak terkecuali tim yang dikomandoi oleh Muhammad Sutrisno (32).
Baca juga: Kebakaran Hutan Way Kambas, 1.500 Hektar Lahan Hangus dalam 12 Jam
Dia merupakan satu dari 60 orang anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) pemadam karhutla di PT Arara Abadi, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas di Kabupaten Siak, Riau. Sutrisno dipercaya sebagai komandan regu alias Danru.
Saat ditemui Kompas.com, Rabu (15/2/2023) siang, Sutrisno dan anggotanya tengah mengecek peralatan di poskonya yang berada di dalam areal perusahaan kertas tersebut.
"Kami lagi cek peralatan pamadam. Kami mulai siaga karhutla, karena sudah memasuki musim kemarau," ujar Sutrisno sambil melihat sejumlah peralatan yang akan digunakan untuk bertempur dengan karhutla.
Sutrisno dan 59 anggota TRC, merupakan anggota khusus yang dilatih untuk memadamkan api karhutla di medan ekstrem.
Baca juga: Puluhan Hektar Hutan Taman Nasional Way Kambas Dibakar Pemburu Liar
Mereka sudah disertifikasi oleh Manggala Agni, Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Tim TRC ini dibekali helikopter untuk pergerakan cepat memadamkan api karhutla.
Helikopter selain untuk membawa tim dan peralatan, juga digunakan untuk pemadaman dari udara atau water bombing.
Sebab, mereka sudah tergabung dalam Tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla tingkat provinsi maupun kabupaten.
"Kami juga ikut memadamkan api karhutla di luar perusahaan," aku Sutrisno.
Baca juga: 22 Gajah Mati Diburu di Taman Nasional Way Kambas, Gading Hilang, Hutan Dibakar Pemburu
Dia dan timnya mengaku, saat sudah siap menghadapi musim kemarau yang sudah mulai awal tahun ini. Bila ada karhutla di dalam atau di luar perusahaan, sudah siap untuk dikerahkan.
"Memasuki musim kemarau ini, kami sudah melakukan persiapan. Terutama melakukan pelatihan selama dua minggu, baik latihan fisik maupun menanggulangi karhutla," kata Sutrisno.
Sutrisno mulai bergabung dengan tim pemadam karhutla PT Arara Abadi sejak 2017.
Selama enam tahun bertugas, banyak pengalaman yang didapat.
Bahkan, beberapa pengalaman pahit yang dialaminya takkan pernah hilang dari ingatannya.
Waktu itu tahun 2019. Kebakaran hutan dan lahan terbilang sangat parah. Selain di Riau, juga terjadi di provinsi lainnya yang mengakibatkan kabut asap.
Baca juga: Tim Manggala Agni Kesulitan Kendalikan Api Karhutla di Dumai
Sutrisno mengatakan, dia bersama anggotanya saat itu dikerahkan untuk memadamkan karhutla di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
"Kami diterbangkan ke Sumsel untuk membantu memadam api di sana. Semua anggota berangkat," sebut Sutrisno.
Ia menceritakan, berangkat dari perusahaan ke Sumsel menggunakan helikopter.
Sampai di sana, mereka dan peralatan pemadam diturunkan di tengah hutan yang di kepung kebakaran.
"Kami lompat dari helikopter di tengah hutan. Kami mendirikan posko di tengah hutan yang di kepung api," kata Sutrisno.
Untuk memadamkan api, cerita dia, sangatlah sulit. Bertaruh nyawa.
Baca juga: Menteri LHK: Kalau Ada Kebakaran Hutan Akibat Swasta, Tak Ada Ampun
Bagaimana tidak, medan yang ditempuh hutan dan semak belukar yang padat.
Beberapa kali terkepung asap tebal, yang nyaris membuat Sutrisno dan rekannya pindah alam alias tewas.
"Kami beberapa kali dikepung asap. Berusaha mencari jalan keluar menerobos hutan dan semak belukar. Nyaris pulang nama. Tapi, alhamdulillah kami akhirnya selamat," kenang Sutrisno.
Sutrisno mengaku, dia dan rekannya selama dua bulan memadamkan api di Sumsel.
Selama itu, jarang sekali dapat berkomunikasi dengan istrinya.
"Dua bulan kami padamkan karhutla di Sumsel. Selama dua sampai tiga minggu tak bisa komunikasi sama istri, karena di lokasi tidak ada sinyal. Harus keluar dulu cari sinyal," kata pria satu anak ini.
Baca juga: Masuki Musim Kemarau, Pekanbaru dan Bengkalis Tetapkan Siaga Karhutla
Lantaran tak bisa berkomunikasi, Sutrisno mengaku istrinya sempat kehilangan.
Bahkan, istrinya sampai datang ke posko pemadaman perusahaan mencari Sutrisno.
"Istri sampai enggak mau makan, karena sudah tiga minggu tak ada kabar dari saya. Dia kan tidak tahu saya masih hidup atau tidak. Sampai dia datang ke posko mencari," cerita Sutrisno.
Selama musim kemarau, pria asal Kabupaten Siak ini mengaku jarang bertemu keluarga.
Sebab, dia dan tim disiagakan di posko. Mereka harus siap kapan pun diturunkan ke lokasi karhutla.
"Kalau sudah masuk musim kemarau, saya standby di posko. Apalagi sudah ada kebakaran lahan, kami langsung turun. Jadi, ya jarang bertemu keluarga," ungkap Sutrisno.
Baca juga: Sumsel Berpotensi Kemarau Kering, 3 Kabupaten yang Punya Lahan Gambut Diminta Waspada Karhutla
Sementara itu, Sutrisno mengaku bahwa pemadaman karhutla sulit dilakukan di areal gambut. Apalagi, dibeberapa wilayah, gambut sangat dalam dan butuh waktu yang lama memadamkan api.
"Gambut yang dalam, salah satunya di daerah Rokan Hilir. Dulu kami pemadaman di sana sangat sulit. Belum lagi sumber air yang terbatas," kata dia.
Berbekal pengalaman yang sudah ada, Sutrisno dan tim TRC lainnya siap menanggulangi karhutla.
"Insya Allah kami siap. Mudah-mudahan kami selalu dalam keadaan sehat," ucap Sutrisno.
Baca juga: PK Jokowi soal Karhutla Dikabulkan MA, Penggugat: Putusan yang Ajaib
PT Arara Abadi, APP Sinar Mas menggelar simulasi pemadaman karhutla, Rabu.
Simulasi ini dilakukan, sebagai langkah kesiapan menghadapi musim kemarau yang rentan terjadi karhutla.
Simulasi dilakukan disebuah lapangan kosong milik perusahaan.
Perusahaan memamerkan peralatan yang dimiliki lengkap. Mulai dari mesin pompa air, mobil pemadam, hingga helikopter water bombing.
Pantauan Kompas.com, simulasi dilakukan seakan terjadi karhutla. Lalu, dengan sigap tim dikerahkan memadamkan api.
Pemadaman api dilakukan dari darat dan udara. Masing-masing tim sudah tahu tugasnya. Simulasi berlangsung sekitar satu jam.
Priyo Septiahadi Utomo, selaku Regional Fire Operation Management Head PT Arara Abadi mengatakan, memasuki musim kemarau, pihaknya sudah siap mengantisipasi karhutla.
"Menghadapi musim kemarau tahun ini, kami dari perusahaan sudah siap mengantisipasi karhutla. Segala peralatan dan personel sudah kita siagakan. Jadi, simulasi ini dilakukan sebagai bentuk kesiapan kami. Begitu ada titik api, tim langsung diturunkan," ujar Priyo saat diwawancarai Kompas.com, Rabu.
Baca juga: BPBD Petakan 7 Potensi Bencana di Lampung, dari Banjir, Tsunami, hingga Karhutla
Dia menjelaskan, pemadaman titik api karhutla dilakukan tim darat dan udara menggunakan helikopter.
"Tim darat ini tugasnya memadamkan api langsung sampai api benar-benar padam. Sedangkan untuk helikopter, itu untuk membasahi kepala api supaya tidak menjalar ke lahan yang belum terbakar,"
Priyo menyebut, daerah sekitar perusahaan yang rawan terjadi karhutla, salah satunya di wilayah Kecamatan Pulau Muda, Kabupaten Pelalawan.
Karena itu, pihak rutin melakukan patroli untuk mencegah kebakaran.
Selain itu, ada tim yang disiagakan di posko dibeberapa lokasi.
"Di luar konsesi memang masih banyak semak belukar yang rawan terbakar. Ini menjadi ancaman bagi kita," akui Priyo.
Baca juga: Karhutla Riau di Kawasan Perbukitan, BPBD Kerahkan 2 Helikopter Padamkan Api
Sementara itu, Priyo menyampaikan bahwa untuk menanggulangi karhutla, pihak perusahaan sudah memiliki peralatan dan personel yang lengkap.
Seperti personel Regu Pemadam Kebakaran (RPK) PT Arara Abadi sebanyak 810 orang. Tim Reaksi Cepat (TRC) 60 orang.
Kemudian, tower pemantau titik api berkukuran tinggi 52 unit dan ukuran rendah 25 unit.
Tak hanya itu, ada juga pos monitor 157 unit yang dilengkapi mesin pompa air dengan total 579 unit.
Berikutnya, terpasang 23 unit CCTV, drone 38 unit, Airboat 5 unit, Speedboat 47 unit, mobil fire patrol 37 unit, truk pemadaman 58 unit, dan 3 unit helikopter.
"Kita juga ada masyarakat peduli api (MPA) sebanyak 530 orang," sebut Priyo.
Selain memiliki peralatan dan personel yang lengkap dalam menanggulangi karhutla, PT Arara Abadi juga memberdayakan petani setempat untuk mencegah karhutla, dengan membuka lahan tanpa bakar.
Hal ini dikatakan Head Social & Security PT Arara Abadi, Deny Wijaya saat diwawancarai Kompas.com.
"Salah satu program kita adalah Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Dengan membentuk kelompok tani untuk menggarap lahan pertanian dan peternakan," kata Deny.
Baca juga: Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau 1.219 Hektare Selama 2022
Dia menjelaskan, pihak perusahaan menyediakan lahan pertanian. Kemudian, petani diberdayakan membuka lahan tanpa bakar.
Saat ini, kata Deny, sudah ada kelompok tani yang membuahkan hasil.
"Kelompok tani yang sudah berhasil adalah Kelompok Tani Mutiara Indah, yang diketuai oleh Pak Alek. Saat ini mereka punya kolam ikan bawal dan nila dan ternak kambing. Selain itu, mereka juga tanam padi, jagung dan sorgum," kata Deny.
Kelompok tani ini, kata dia, diberi pembinaan dan pendampingan, serta dibantu memasarkan hasil pertanian.
Sejak 2017 sampai sekarang, kelompok tani Mutiara Indah sudah berpenghasilan sekitar Rp 60 juta per bulan.
Baca juga: Unpas Kembangkan Alat Pemadam Kebakaran Portabel yang Bisa Digendong
Deny menambahkan, dengan program ini, sangatlah efektif mencegah karhutla.
"Kita harap dengan program ini, selain dapat mensejahterakan petani, juga mencegah terjadinya karhutla," tutup Deny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.