BIMA, KOMPAS.com - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penetapan status tersebut menyusul temuan 172 warga yang terjangkit DBD selama dua bulan terakhir.
Baca juga: Kasus Capai 172 dan 4 Meninggal, Kota Bima Tetapkan Status KLB DBD
Sebanyak 19 orang di antaranya masih dirawat, empat orang meninggal dunia, dan sisanya dinyatakan sembuh.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima Syarifuddin mengungkapkan, kasus DBD di wilayah itu tinggi karena hampir di semua lingkungan terdapat jentik nyamuk aedes aegypti.
Hal itu berdasarkan hasil penelusuran yang sudah dilakukan oleh tim surveilans Dinkes Kota Bima dan puskesmas.
"DBD ini akan berhenti kalau angka bebas jentik kita di atas 95 persen. Kalau kita turun ke lapangan, hampir semua ada jentiknya di lingkungan itu," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (10/2/2023).
Menurut dia, jentik nyamuk aedes aegypti yang menjadi sumber penularan DBD tidak hanya ditemukan pada barang-barang bekas di luar rumah.
Jentik nyamuk tersebut juga banyak ditemukan di dalam rumah, dan tidak disadari oleh warga ada ribuan jentik yang tengah berkembang.
"Ini yang luput dari perhatian, belum lagi sampah plastik, kaleng bekas, dan paling banyak itu di ban bekas yang menyimpan air," ujarnya.
Syarifuddin mengatakan, penyakit ini masih berpotensi terus meningkat, apalagi di tengah curah hujan ekstrem yang turunnya tidak menentu.
Berbeda halnya jika hujan turun lalu berhenti cukup lama, hal itu dianggap tidak begitu berisiko memunculkan wabah DBD.
Syarifuddin mengimbau, warga meningkatkan kewaspadaan dengan pemberantasan sarang nyamuk. Warga juga diminta membawa anggota keluarga yang mengidap DBD ke puskesmas dan rumah sakit.
Baca juga: Dugaan Korupsi Pengadaan 4 Kapal Kayu Rp 3,9 M di Bima, Polisi Periksa 30 Saksi
Hal itu penting karena dari empat kasus kematian akibat DBD, rata-rata pasien terlambat mendapat penanganan tim medis.
"Pasien meninggal itu karena keterlambatan, kadang mereka datang sudah hari kelima, itu yang patut diwaspadai karena masa kritisnya DBD itu hari ke empat dan tujuh," kata Syarifuddin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.