KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah hasil daging olahan, seperti sosis, daging sapi goreng, dan kulit sapi kering sejumlah 1.896 kemasan dengan berat total mencapai 569 kilogram, dimusnahkan di perbatasan Indonesia dan Timor Leste.
Pemusnahan daging olahan itu bersamaan dengan peresmian insinerator MC200MC200 di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kegiatan ini dalam rangka mitigasi risiko penyebaran penyakit mulut dan kuku, flu babi (ASF) dan penyakit berbahaya lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur," kata Kepala Karantina Pertanian Kupang Yulius Umbu Hunggar, kepada sejumlah wartawan, Senin (6/2/2023).
Baca juga: 4 Babi Bantuan Kementan untuk Ende Mati di Nagekeo, Diduga akibat Flu Babi Afrika
Yulius menyebutkan, 569 daging olahan itu merupakan produk Negara Brasil yang dilalulintaskan dari Timor Leste menuju Indonesia melalui PLBN Motaain.
Menurut Yulius, daging olahan dan kulit sapi itu dimusnahkan karena tidak memiliki sertifikat kesehatan karantina (phytosanitary certificate) dari negara asal.
Sementara itu, lanjut Yulius, insinerator MC200 yang digunakan untuk memusnahkan produk daging olahan tersebut merupakan insinerator listrik dengan kapasitas 100-150 kilogram.
"Komoditas (daging olahan) tersebut akan habis terbakar dalam waktu satu jam di dalam Insinerator MC200," kata dia.
Menurut Yulius, hadirnya insinerator modern ini merupakan bentuk komitmen Badan Karantina Pertanian dalam menjaga negeri dari masuknya hama penyakit berbahaya ke dalam wilayah Indonesia.
Baca juga: Balai Karantina Pertanian Kupang Musnahkan 500 Kg Daging Babi dari Sulawesi Tenggara
"NTT masih menjadi zona hijau penyakit mulut dan kuku, dan Lumpy skin diseses (LSD) atau penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox serta ASF. Untuk itu Karantina Pertanian Kupang terus meningkatkan mitigasi risiko penyebaran penyakit-penyakit tersebut,"ujar dia.
Selain memperketat pengawasan lalu lintas media Pembawa Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), Karantina pertanian Kupang juga meningkatkan sarana prasana.
"Salah satunya dengan peningkatan kualitas dan kuantitas insinerator," ucap Yulius.
Kegiatan yang diinisiasi Balai Karantina Pertanian Kupang, digelar bersama instansi terkait, seperti Administrator Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Motaain, serta Kepala Hanggar Bea dan Cukai PLBN Motaain.
Lalu, Koordinator Imigrasi PLBN Motaain, Kepala Kantor Karantina Kesehatan Pelabuhan Motaain, Kepala Stasiun Karantina Ikan dan pengendalian Mutu Perikanan (SKIPM) Kupang wilayah kerja Motaain, dan Kepala Pos Polisi PLBN motaain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.