Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Cegah Penyakit Menular Hewan Masuk NTT, 569 Kilogram Daging Olahan Dimusnahkan di Perbatasan RI-Timor Leste

Kompas.com - 06/02/2023, 13:42 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah hasil daging olahan, seperti sosis, daging sapi goreng, dan kulit sapi kering sejumlah 1.896 kemasan dengan berat total mencapai 569 kilogram, dimusnahkan di perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Pemusnahan daging olahan itu bersamaan dengan peresmian insinerator MC200MC200 di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kegiatan ini dalam rangka mitigasi risiko penyebaran penyakit mulut dan kuku, flu babi (ASF) dan penyakit berbahaya lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur," kata Kepala Karantina Pertanian Kupang Yulius Umbu Hunggar, kepada sejumlah wartawan, Senin (6/2/2023).

Baca juga: 4 Babi Bantuan Kementan untuk Ende Mati di Nagekeo, Diduga akibat Flu Babi Afrika

Yulius menyebutkan, 569 daging olahan itu merupakan produk Negara Brasil yang dilalulintaskan dari Timor Leste menuju Indonesia melalui PLBN Motaain.

Menurut Yulius, daging olahan dan kulit sapi itu dimusnahkan karena tidak memiliki sertifikat kesehatan karantina (phytosanitary certificate) dari negara asal.

Sementara itu, lanjut Yulius, insinerator MC200 yang digunakan untuk memusnahkan produk daging olahan tersebut merupakan insinerator listrik dengan kapasitas 100-150 kilogram.

"Komoditas (daging olahan) tersebut akan habis terbakar dalam waktu satu jam di dalam Insinerator MC200," kata dia.

Menurut Yulius, hadirnya insinerator modern ini merupakan bentuk komitmen Badan Karantina Pertanian dalam menjaga negeri dari masuknya hama penyakit berbahaya ke dalam wilayah Indonesia.

Baca juga: Balai Karantina Pertanian Kupang Musnahkan 500 Kg Daging Babi dari Sulawesi Tenggara

"NTT masih menjadi zona hijau penyakit mulut dan kuku, dan Lumpy skin diseses (LSD) atau penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox serta ASF. Untuk itu Karantina Pertanian Kupang terus meningkatkan mitigasi risiko penyebaran penyakit-penyakit tersebut,"ujar dia.

Selain memperketat pengawasan lalu lintas media Pembawa Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), Karantina pertanian Kupang juga meningkatkan sarana prasana.

"Salah satunya dengan peningkatan kualitas dan kuantitas insinerator," ucap Yulius.

Kegiatan yang diinisiasi Balai Karantina Pertanian Kupang, digelar bersama instansi terkait, seperti Administrator Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Motaain, serta Kepala Hanggar Bea dan Cukai PLBN Motaain.

Lalu, Koordinator Imigrasi PLBN Motaain, Kepala Kantor Karantina Kesehatan Pelabuhan Motaain, Kepala Stasiun Karantina Ikan dan pengendalian Mutu Perikanan (SKIPM) Kupang wilayah kerja Motaain, dan Kepala Pos Polisi PLBN motaain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dugaan Korupsi Dana Hibah, Kantor KONI Sumsel Digeledah Kejati Sumsel

Dugaan Korupsi Dana Hibah, Kantor KONI Sumsel Digeledah Kejati Sumsel

Regional
46 Perempuan dan 3 Laki-laki Jadi Korban Kekerasan Seksual di Semarang sejak Januari hingga Maret 2023

46 Perempuan dan 3 Laki-laki Jadi Korban Kekerasan Seksual di Semarang sejak Januari hingga Maret 2023

Regional
Souvenir Wayang Maskot Piala Dunia U-20 di Solo Terlanjur Dibuat, Pengrajin Kecewa

Souvenir Wayang Maskot Piala Dunia U-20 di Solo Terlanjur Dibuat, Pengrajin Kecewa

Regional
Racik Petasan Belajar dari YouTube, 2 Pemuda di Grobogan Diringkus Polisi

Racik Petasan Belajar dari YouTube, 2 Pemuda di Grobogan Diringkus Polisi

Regional
Kebakaran Pondok Pesantren di Mamuju, Seorang Ustaz Terkena Luka Bakar

Kebakaran Pondok Pesantren di Mamuju, Seorang Ustaz Terkena Luka Bakar

Regional
Ratusan Guru Honorer Geruduk Kantor DPRD Jambi, Minta Keadilan Perekrutan P3K

Ratusan Guru Honorer Geruduk Kantor DPRD Jambi, Minta Keadilan Perekrutan P3K

Regional
Nadiem Hapus Calistung Syarat Masuk SD, Disdikpora Kota Yogyakarta Sudah Berlakukan Lebih Dahulu

Nadiem Hapus Calistung Syarat Masuk SD, Disdikpora Kota Yogyakarta Sudah Berlakukan Lebih Dahulu

Regional
Anggota Satpol PP Polman Tewas Dibunuh Menanti, Pelaku Emosi karena Sang Istri Gugat Cerai

Anggota Satpol PP Polman Tewas Dibunuh Menanti, Pelaku Emosi karena Sang Istri Gugat Cerai

Regional
Bayi 4 Hari Dibuang di Pinggir Hutan Jati di Blitar, Tali Pusar Mulai Mengering

Bayi 4 Hari Dibuang di Pinggir Hutan Jati di Blitar, Tali Pusar Mulai Mengering

Regional
Mulai 1 April 2023, Beli Gas LPG 3 Kg di Tegal Harus Dicatat Pertamina

Mulai 1 April 2023, Beli Gas LPG 3 Kg di Tegal Harus Dicatat Pertamina

Regional
Dugaan Korupsi Cukai Rokok di Tanjungpinang, 13 Saksi Diperiksa KPK

Dugaan Korupsi Cukai Rokok di Tanjungpinang, 13 Saksi Diperiksa KPK

Regional
Timnas Kecewa soal Piala Dunia U-20, Ganjar Berpesan: Harus Tetap Semangat Terus, Ini Bukan Kiamat

Timnas Kecewa soal Piala Dunia U-20, Ganjar Berpesan: Harus Tetap Semangat Terus, Ini Bukan Kiamat

Regional
Tak Ada Peningkatan Jumlah Pelintas Batas Timor Leste-RI pada Ramadhan

Tak Ada Peningkatan Jumlah Pelintas Batas Timor Leste-RI pada Ramadhan

Regional
Piala Dunia U-20 Batal di Solo, DPRD: Tidak Rugi, Renovasi Jangka Panjang

Piala Dunia U-20 Batal di Solo, DPRD: Tidak Rugi, Renovasi Jangka Panjang

Regional
Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Gibran Bakal Carikan Event Pengganti Bertaraf Internasional

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Gibran Bakal Carikan Event Pengganti Bertaraf Internasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke