SOLO, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kota Solo, Jawa Tengah, dikagetkan dengan tagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tiba-tiba meroket hingga ratusan persen, dibandingkan dengan tahun lalu.
Keluhan warga itu diunggah melalui Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS), Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, pada Jumat (3/2/2023).
Warga Panularan Laweyan, Stephanus Dwi Cahyo menuliskan soal perbandingan pajak yang dibayarkannya mengalami kenaikan kurang lebih 420 persen. Ia juga mengeluh, kenaikan PBB ini juga tak sebanding dengan kenaikan gaji yang tidak signifikan.
Baca juga: Warga Solo Kaget Bayar PBB Begitu Tinggi, dari Rp 450.000 Jadi Hampir Rp 2 Juta
"Tahun kemarin Rp 869.000-an sekarang menjadi Rp 3,6 jutaan. Naik kurang lebih 420 persen. Kami sangat terbebani sekali dengan kenaikan ini, apalagi gaji belum pulih dampak Covid ini. Kenaikan gaji pun tidak signifikan berbeda dengan kenaikan PBB ini, yang sangat sangat-sangat tinggi, setinggi-tingginya, sekali," tulis Stephanus Dwi Cahyo, Jumat (3/2/2023).
Ia juga mengaku rumah yang ditinggali juga merupakan warisan turun temurun dari keluarganya, sehingga kenaikan PBB ini menjadi beban untuk dirinya.
Dia curiga bahwa kenaikan PBB ini lantaran Pemkot Solo sedang mengejar target Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Maaf kalau keliru, Ada informasi kalo solo sedang kejar target, tapi mohon jangan dibebankan kepada rakyat. Dengan UMK yg tidak tinggi, saya rasa tidak adil rasanya kenaikan ini, Terimakasih," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, nilai jual objek pajak (NJOP) dinaikkan untuk mengejar target PAD Solo.
Seperti diketahui, PAD Solo 2022 dipatok di angka Rp740 miliar. Target tersebut dinaikkan Rp 80 miliar menjadi Rp 820 miliar di 2023.
"Kene mumet, target duwur (aku pusing, targetnya tinggi)," kata Gibran di Kantor DPRD Kota Solo, Jumat (3/2/2023).
Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga beralasan bahwa kenaikan ini juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Solo.
Meskipun demikian, Gibran membuka kemungkinan adanya diskon dalam pembayarannya.
"Solo ini kota lho. Nilai tanah pasti naik. Naiknya (NJOP) tinggi, stimulasi juga tinggi. Nanti kalau pengurangan atau diskon, bisa," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.