Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Terinfeksi Virus KHV, 15 Ton Ikan Mas di Waduk PLTA Koto Panjang Riau Mati Setiap Hari

Kompas.com - 01/02/2023, 22:04 WIB
Citra Indriani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sekitar 15 ton ikan mas di kawasan waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau mati setiap hari.

"Sekarang 15 ton ikan mas kami di tambak mati setiap hari," ungkap Muhammad Joni, selaku ketua kelompok tani ikan mas tambak saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (1/2/2023) malam.

Joni menyebut, jutaan ekor ikan mas itu mati akibat diserang virus Koi Herpes Virus (KHV). Menurutnya, penyakit ini sudah muncul sejak awal Januari 2023.

Namun, sejak sepuluh hari terakhir, semakin banyak ikan mas yang mati.

Baca juga: Truk Terguling di Tanjakan, Ratusan Kardus Ikan Ekspor Membusuk di Jalan

"Dalam sepuluh hari terakhir luar biasa banyak ikan mas yang mati. Kalau awalnya cuma satu-dua yang mati, tapi sekarang sudah menyeluruh. Karena di lokasi tambak musim hujan, jadi kalau suhunya di bawah 30 derajat (Celsius), virus semakin ganas, makin banyak ikan mati," sebut Joni.

Joni mengatakan, jumlah tambak ikan mas di kawasan waduk PLTA Koto Panjang sekitar 1000 unit. Dia sendiri memiliki 25 unit tambak. Satu tambak rata-rata isinya 2 ton ikan mas.

Namun, setelah banyaknya ikan mati akibat penyakit, petani hanya bisa panen 500 sampai 600 kilogram. Petani tambak ikan mas merugi besar.

"Kalau diitung kerugiannya, saya sendiri sekitar Rp 500 juta per hari. Kalau ditotalkan sampai miliaran. Belum lagi petani yang lain," kata Joni.

Ikan-ikan yang mati itu, kata Joni, tak bisa dikonsumsi karena sudah membusuk.

Sebagian ikan busuk diberikan kepada petani sawit untuk dijadikan pupuk. Selain itu, banyak juga bangkai ikan yang dikuburkan.

Kini, para petani hanya bisa panen ikan mas yang tersisa. Itupun harus menunggu ada pembeli, sementara ikan terus mati.

Baca juga: Stop Kontak Kolam Ikan Korsleting, Rumah Mantan Anggota TNI AL Terbakar di Wonogiri

"Kalau mau jual kan tunggu ada yang beli dulu. Sementara ikannya mati dan busuk," ujar Joni.

Joni berharap, pemerintah dapat memperhatikan nasib petani tambak ikan mas ini.

"Hari ini orang Dinas Perikanan Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau sudah turun. Mereka tadi ambil sampel untuk diperiksa di labor. Harapan kami kepada pemerintah, ya dibantulah. Karena kerugian kami sangat banyak," kata Joni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com