Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

77 Anak di Wonogiri Terpaksa Menikah Dini, 21 dalam Kondisi Hamil

Kompas.com - 26/01/2023, 08:16 WIB
Muhlis Al Alawi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

WONOGIRI,KOMPAS.com - Enam bulan terakhir, sebanyak 77 anak di Kabupaten Wonogiri terpaksa menikah dini. Dari jumlah itu, saat ini sebanyak 21 anak yang menikah dini dalam kondisi hamil.

Kasus anak menikah anak terjadi di 23 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Untuk jenjang pendidikannya, sembilan anak SD, 47 anak SMP, 16 anak SMA dan dua anak tidak sekolah.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo yang dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (25/1/2023) menyatakan 77 kasus anak-anak menikah dini yang terjadi di Kabupaten Wonogiri lantaran berbagai faktor.

Baca juga: Cerita Sedih di Balik Kasus Istri Dibunuh Suami, Ibu Mertua, dan Ipar di Lombok, Korban dan Pelaku Menikah Dini

“Data kami tidak hanya terjadi pada anak yang ditinggal orang tuanya merantau saja. Saya melihat ada pergeseran sosial berkaitan dengan modernisasi dengan adanya kemajuan IT. Dampaknya luar biasa. Dan ini bisa menyapa siapapun,” kata Jekek, sapaan akrab Joko Sutopo.

Jekek menyebutkan dari 77 anak yang menikah dini, 21 di antaranya sementara hamil. Sementara sisanya lantaran persoalan lain seperti budaya hingga ekonomi.

Jekek mengatakan, anak yang menikah di bawah umur maka akan memperpanjang rantai kemiskinan hingga stunting. Tak hanya itu, risiko kematian dan perceraian tinggi.

Hal itu terjadi karena belum kesiapan dari aspek mental dan fisik. “Kalau dua-duanya belum siap maka berat itu. Angka perceraian cukup tinggi karena anak ketemu anak. Mentalnya kan belum siap,” kata Jekek.

Kendati angka kasus pernikahan anak di Wonogiri rendah dibandingkan daerah lain di Jawa Tengah, namun kondisi itu tetap menjadi masalah serius bagi Pemkab Wonogiri. Menurut Jekek, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu anak menikah pada usia dini di Wonogiri.

Jekek mengatakan 77 kasus anak terpaksa menikah dini lantaran modernisasi yang salah kaprah. Di samping itu ada beberapa wilayah yang memiliki budaya menikahkan anak secara dini.

Baca juga: Pernah Menikah Dini, Ini Cerita Khusnul Istri Pertama Pemuda yang Menikahi 2 Perempuan Sekaligus

Ia menyebut bila terjadi kasus anak hamil di luar nikah lantaran dampak modernisasi seperti seks bebas. Tak hanya itu, remaja yang belum mendapatkan pendidikan seks menjadikan anak mencoba sesuatu yang tidak tahu risiko ke depannya.

Ia menuturkan kasus anak menikah dengan anak tidak lagi hanya menimpa anak-anak yang orangtuanya sementara merantau di luar daerah. Tetapi sudah merata dari berbagai latar belakang keluarga.

Terhadap persoalan itu, Jekek menuturkan Pemkab Wonogiri akan makin mengaktifkan posyandu remaja. Harapannya anak-anak yang terpaksa menikah dini dapat berdiskusi dengan remaja-remaja yang menjadi petugas posyandu remaja.

Baca juga: Dispensasi Nikah di Sukabumi Meningkat 90 Persen, Media Sosial Disorot

“Mereka akan lebih terbuka. Ini kami dorong, agar siswi-siswi SMA untuk aktifkan posyandu remaja di sekolah,” tutur Jekek.

Selain itu Pemkab Wonogiri melalui petugas kesehatan di daerah aktif mendampingi dan memberikan pemahaman bagi anak menikah dini dan sementara hamil.

Tak hanya itu, ia pun meminta ketua RT untuk berpartisipasi aktif menekan kasus pernikahan anak dibawah umur. “Jangan sampai menjadi trend baru. Saya sudah minta ketua RT berperan aktif di wilayahnya masing-masing,” jelas Jekek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

Regional
Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com