UNGARAN, KOMPAS.com - Sapi yang terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan. Secara kumulatif, data per Kamis (19/1/2023) tercatat ada 848 sapi suspek LSD.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang Wigati Sunu mengatakan meski kasus meningkat, namun pasar hewan tetap buka.
"Untuk pasar tetap beraktivitas seperti biasa, hewan yang terindikasi terkena LSD langsung diminta dibawa pulang," ujarnya, Jumat (20/1/2023).
Sunu mengungkapkan, kasus LSD mulai terdeteksi sejak awal Desember 2023.
Baca juga: Cegah Penularan LSD, Pemkab Klaten Awasi Lalu Lintas Hewan Ternak di Pasar Hewan
"Sejak itu terus meningkat, dan kita sudah mengimbau untuk para peternak agar selalu menjaga kebersihan kandang, pemberian vitamin, pakan yang baik," ungkapnya.
Wilayah yang terbanyak terjangkit LSD adalah sapi yang berada di Kecamatan Bancak, 257 ekor. Selanjutnya di Susukan 84 ekor, di Suruh 72 ekor, dan Tengaran serta Bringin 62 ekor.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Sunu, telah mengajukan permohonan vaksin ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Kami sudah mengajukan namun saat ini belum ada alokasi, kita tinggal menunggu saja," terangnya.
Dia menambahkan, meski kasus LSD meningkat tapi tingkat kematian sapi terhitung rendah dibanding saat wabah penyakit mulut dan kaki (PMK).
"Kalau soal kematian, lebih parah saat PMK. Ini kondusif," kata Sunu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.