KUPANG, KOMPAS.com - Hengki Maaf (20), warga Desa Matpunu, Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan tewas usai terseret banjir di Sungai Niumuti, Desa Benu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.
"Dia (Hengki) ditemukan tewas pada Minggu (1/1/2023) kemarin, sekitar pukul 11.00 Wita," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy, kepada Kompas.com, Senin (2/1/2023).
Baca juga: Banjir Rendam 598 Rumah di Kabupaten Kupang, 30 Unit Rusak Berat, 115 Warga Mengungsi
Ariasandy menuturkan, kejadian itu berawal pada Sabtu (31/12/2022) sekitar jam 23.00 Wita. Hengki bersama rekannya Andi Missa pulang dari Kota Kupang hendak menuju ke Desa Fatukona, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.
Ketika tiba di Sungai Niumuti Desa Benu, keduanya berhenti karena kondisi sungai yang akan dilewati sedang banjir dan arusnya deras.
Saat itu, Hengki berjalan menuju ke arah sungai untuk mengecek kedalaman sungai. Sedangkan rekannya mencari tempat yang aman untuk buang air kecil.
Tak lama kemudian, seorang warga bernama Yufri Pitay yang berada dekat sungai tersebut, berteriak kepada Andi Misa dan memberitahukan kalau Hengki terjatuh ke sungai.
"Mengetahui kejadian ini Andi segera mencari pertolongan kepada warga sekitar untuk sama-sama mencari Hengki," kata Ariasandy.
Sejumlah warga sekitar datang membantu mencari, tetapi karena kondisi gelap mereka menghentikan pencarian.
Pencarian dilanjutkan pada Minggu (1/1/2023) pagi. Sekitar pukul 11.00 Wita, Hengki ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Sekitar satu jam kemudian, tim medis dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Takari dan Kepolisian Sektor (Polsek )Takari tiba di tempat lokasi penemuan .
"Petugas medis memeriksa jenazah Hengki dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," ungkap Ariasandy.
Baca juga: Awal Tahun, 50 Rumah Warga Kabupaten Kupang Terdampak Banjir
Jenazah Hengki, lalu dibawa ke Puskesmas Takari untuk dibersihkan. Selanjutnya jenazah Hengki dibawa keluarganya kembali ke Desa Fatukona untuk dimakamkan.
"Keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah dan menolak untuk diotopsi," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.