KUPANG, KOMPAS.com - Jacob Ballo, petani Desa Lekona, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, NTT sedang membersihkan rumput di dekat tanaman cabai miliknya saat sejumlah petugas Unit Layanan Pelanggan (ULP) Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendatanginya, pertengahan September 2022 lalu.
Mengenakan kaos putih tanpa lengan, dipadu celana pendek berwarna krem dan topi krem, Jacob mendengar dengan seksama informasi mengenai pompa listrik yang disampaikan tiga orang pegawai PLN Rote Ndao.
Untuk menunjang lahan pertaniannya, Jacob selama ini menggunakan pompa air, berbahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.
Baca juga: Banjir di Kabupaten Kupang, 27 Rumah Rusak Berat, Ternak dan Hasil Tani Hanyut
"Waktu diminta untuk pakai pompa listrik, saya pikir nanti bayar listrik sampai jutaan setiap bulannya," kata Jakob, kepada Kompas.com, Jumat (30/12/2022).
Namun, karena ingin mencoba hal baru, Jacob akhirnya memutuskan mencoba pompa air listrik.
Apalagi, pemasangannya dilakukan secara gratis melalui program Electrifying Agriculture yang diluncurkan oleh PLN.
Baca juga: 2 Pesawat Kembali Mendarat di Bandara El Tari Kupang karena Cuaca Buruk di Bandara Tujuan
Menurut Jacob, pemasangan pompa listrik tersebut berlangsung cepat. Setelah semua instalasi beres, pompa air mulai dipakai untuk mengairi tanaman cabai, bawang, hingga padi.
Sebulan kemudian, Jacob mengetahui dengan pompa air listrik, dia bisa menghemat anggaran sebesar Rp 400.000.
"Kalau sebelumnya pakai Pertalite, sebulan saya mengeluarkan uang Rp 800.000 hingga Rp 900.000. Sekarang kalau pakai pompa listrik, saya hanya bayar pulsa Rp 400.000," ungkap Jacob.
Apalagi, lanjut Jacob, di wilayahnya yang berada di selatan Indonesia dan berbatasan laut dengan Negara Australia, harga satu liter Pertalite Rp 12.000.
Kondisi itu tentu membuatnya seperti mendapat rezeki nomplok di akhir tahun.
Keuntungan yang didapatnya itu, digunakan untuk keperluan sehari-hari, termasuk juga membantu membiayai tiga orang anaknya yang bersekolah di SMA dan perguruan tinggi.
Pada bulan November 2022, bertepatan dengan panen bawang dan cabai, dia berhasil mendapat keuntungan hingga belasan juta rupiah.
"Saya bersyukur, selain mendapat untung dari panen bawang dan cabai, juga hemat bahan bakar dengan pompa listrik," kata dia.
Jacob berterima kasih kepada PLN yang telah memberikan bantuan pompa listrik. Dia berharap, bantuan itu juga dibagikan kepada petani lainnya di Pulau Rote dan wilayah lainnya di NTT.
Baca juga: Polisi Serahkan 13 Imigran Gelap asal Irak di Rote Ndao ke Rudenim Kupang
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.