Salin Artikel

Pompa Listrik yang Mengubah Hidup Petani Cabai di Ujung Selatan Indonesia

Mengenakan kaos putih tanpa lengan, dipadu celana pendek berwarna krem dan topi krem, Jacob mendengar dengan seksama informasi mengenai pompa listrik yang disampaikan tiga orang pegawai PLN Rote Ndao.

Untuk menunjang lahan pertaniannya, Jacob selama ini menggunakan pompa air, berbahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.

"Waktu diminta untuk pakai pompa listrik, saya pikir nanti bayar listrik sampai jutaan setiap bulannya," kata Jakob, kepada Kompas.com, Jumat (30/12/2022).

Namun, karena ingin mencoba hal baru, Jacob akhirnya memutuskan mencoba pompa air listrik.

Apalagi, pemasangannya dilakukan secara gratis melalui program Electrifying Agriculture yang diluncurkan oleh PLN.

Menurut Jacob, pemasangan pompa listrik tersebut berlangsung cepat. Setelah semua instalasi beres, pompa air mulai dipakai untuk mengairi tanaman cabai, bawang, hingga padi.

Sebulan kemudian, Jacob mengetahui dengan pompa air listrik, dia bisa menghemat anggaran sebesar Rp 400.000.

"Kalau sebelumnya pakai Pertalite, sebulan saya mengeluarkan uang Rp 800.000 hingga Rp 900.000. Sekarang kalau pakai pompa listrik, saya hanya bayar pulsa Rp 400.000," ungkap Jacob.

Apalagi, lanjut Jacob, di wilayahnya yang berada di selatan Indonesia dan berbatasan laut dengan Negara Australia, harga satu liter Pertalite Rp 12.000.

Kondisi itu tentu membuatnya seperti mendapat rezeki nomplok di akhir tahun.

Keuntungan yang didapatnya itu, digunakan untuk keperluan sehari-hari, termasuk juga membantu membiayai tiga orang anaknya yang bersekolah di SMA dan perguruan tinggi.

Pada bulan November 2022, bertepatan dengan panen bawang dan cabai, dia berhasil mendapat keuntungan hingga belasan juta rupiah.

"Saya bersyukur, selain mendapat untung dari panen bawang dan cabai, juga hemat bahan bakar dengan pompa listrik," kata dia.

Jacob berterima kasih kepada PLN yang telah memberikan bantuan pompa listrik. Dia berharap, bantuan itu juga dibagikan kepada petani lainnya di Pulau Rote dan wilayah lainnya di NTT.

Kepala Desa Lekona Steven J Beda menyebutkan, November 2022 menjadi momentum panen bawang merah pertama bagi kelompok taninya yang dibentuknya sendiri.

Kelompok tani yang dia bentuk juga menggunakan pompa listrik, bantuan dari PLN.

"Berkat bantuan listrik gratis ini kami tidak lagi mengeluarkan biaya lebih untuk pembelian BBM dalam menggunakan pompa, kami beralih menggunakan pompa listrik sehingga biaya yang dikeluarkan lebih efisien,"kata dia.

Menurut Steven, bantuan yang diberikan sangat berdampak bagi kelompok tani dan juga warga desa lainnya.

Dia menyebutkan, kondisi ekonomi anggota kelompok tani semakin meningkat dan lebih produktif lagi dalam bekerja.

Keadaan itu, lanjutnya, berdampak pada kesejahteraan warga di desanya dan peluang terciptanya lapangan kerja yang lebih besar.

Menurutnya, sebelum menggunakan listrik PLN, mereka mengeluarkan biaya untuk pembelian BBM Rp 800.000 hingga 900.000 setiap bulannya.

Namun, setelah pemakaian listrik PLN mereka hanya mengeluarkan biaya Rp 500.000 untuk pembelian pulsa.

Banyak lahan-lahan kosong yang sebelumnya tidak digarap dan dianggap tidak subur, kini berubah menjadi lahan pertanian yang produktif dan memberikan banyak manfaat bagi warga desa untuk bercocok tanam.

"Saya selaku Ketua Kelompok Tani Desa Lekona mewakili masyarakat mengucapkan terima kasih banyak kepada PLN, membantu kami dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan pertanian di desa kami melalui program penyambungan listrik gratis," urai Steven.

Dia mengaku gembira dengan hasil panen bawang merah yang begitu signifikan tahun ini.

"Usaha kami berbuah manis karena sebelum kami menanam bawang merah, kami juga telah belajar dari daerah lain yang berhasil menanam bawang merah," kata dia.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Fintje Lumembang, mengatakan, layanan listrik bagi sektor pertanian di Kabupaten Rote Ndao merupakan program electrifying agriculture yang menjadi lompatan besar bagi para petani.

"Kami bersyukur karena masyarakat sudah bisa memetik hasil dari kerja kerasnya yaitu hasil dari panen tanaman bawang merah dan PLN turut berbangga karena telah berkontribusi. Harapannya warga Desa Lekona makin sejahtera dan dapat mandiri meningkatkan usahanya," kata Fintje. 

https://regional.kompas.com/read/2022/12/31/155707878/pompa-listrik-yang-mengubah-hidup-petani-cabai-di-ujung-selatan-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke