KOMPAS.com - Pihak Tol Semaranng-Demak tak menemukan nama Achmad Suparwi sebagai penerima pembayaran ganti untung pembebasan lahan.
Karena itu pihkanya tak bisa melakukan pembayaran. Mereka berdalih pihaknya mulai melakukan pengadaan tanah sejak tahun 2015.
Yang menjadi leader pengadaan tanah adalah Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Sementar itu di Kulon Progo menyalakan api di kasur dalam rumahnya. Ia melakukan hal tersebut karena menira kasur di rumahnya adala tunggu kayu bakar.
Akibatnya sebagian isi rumah milik HS dan beberapa bagian dindingnya terbakar. HS pun selamat setelah warga ikut memadamkan api.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita Populer Nusantara selengkapnya:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Semarang-Demak, Diah menegaskan belum mempunyai dasar untuk melakukan pembayaran ganti untung kepada Achmad Suparwi.
Dia menjelaskan, pihaknya mulai melakukan pengadaan tanah sekitar tahun 2015. Yang menjadi leader pengadaan tanah merupakan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"Kita sudah melalui proses inventarisasi hingga validasi. Ini menjadi dasar untuk melakukan pembayaran," paparnya.
Melalui proses yang dilakukan bersama BPN, belum ditemukan nama Achmad Suparwi pemilik SHM no 471 yang harus menerima pembayaran untuk pembebasan tanah.
"Memang tak ada dasar bagi kami untuk melakukan pembayaran karena memang tak ada nama itu," ujarnya.
Dia membenarkan ada pemasangan papan pengumuman yang dipasang Satgas Mafia Tanah Polda Jateng di ruas Jalan Tol Semarang-Demak seksi 2.
"Namun secara operasional belum tahu mengganggu atau tidak. Bisa tanya ke operasional saja," katanya.
Ia melakukan hal tersebut karena mengira kasur dalam rumahnya adalah tunggu kayu bakar. Akibatnya isi rumah dan sebagian dinding terbakar.
Beruntung HS berhasil diselamatkan warga yang ikut memadamkan api. HS tinggal bersama P di rumah itu. Kedua lansia ini berusia sekitar 80 tahun.
Polisi menduga HS merupakan lansia yang pikun. Ia semula bermaksud merebus air dalam ceret atau teko.
Bukannya di tungku, ia malah meletakkan ceret pada kasur. Diduga karena pikun itu, ia mengira kasur adalah tungku dan menyalakan api di sana. HS bahkan menunggu di sampingnya.
Baca juga: Mengira Tungku, Lansia Diduga Pikun Ini Sulut Api ke Kasur untuk Masak Air, Rumahnya Terbakar
Para korban tewas setelah diracun DDS (22) yang tak lain anak kedua pasangan Abas dan Heri Riyani.
Usai meracuni keluarganya hingga tewas, DDS ternyata sempat membantu menggotong korban dari kamar mandi ke kamar.
Hal ini disampaikan oleh asisten rumah tangga keluarga korban, Sartinah. Ia bercerita DDS menelepon dan menceritakan jika kakak, ibu dan ayahnya butuh pertolongan di kamar mandi.
Saat Sartinah datang, ia menemuakn keluarga majikannya dalam kondiis tak sadarkan diri di kamat mandi.
Jenazah Aipda Joko M berhasil ditemukan pada Selasa (29/11/2022) sekitar pukul 23.00 WIB di lokasi Karang Sewa kurang lebih 15 Mile ke arah timur dari Pulau Bukulimau dengan koordinat 3°02.952'S 108°30.295'E.
Pada Rabu (30/11/2022) pukul 02.45 WIB, jenazah tiba di Pelabuhan ASDP Manggar. Lalu korban dievakusi ke RSUD M Zein.
Sementara itu pihak keluarga sedang mempersiapkan rencana pemakaman Aipda Joko M di Sragen.
Baca juga: Aipda Joko M, Kru Helikpoter Jatuh Asal Sragen Ditemukan, Keluarga Siapkan Prosesi Pemakaman
Getarannya kali ini cukup terasa hingga warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Gempa magnitudo 3,5 terjadi pukul 07:53 Wib di kedalaman 12 kilometer dengan pusat gempa berada di darat 5 kilometer barat daya Cianjur.
"Gempa yang barusan terasa sekali, saya sedang duduk di kursi sampai goyang," kata Robisah (45), warga Kelurahan Sayang, Cianjur, Rabu pagi.
Robisah berupaya menyelamatkan diri dengan berlari ke tanah lapang di samping rumahnya bersama anak dan menantunya.
Baca juga: Gempa Susulan Kembali Guncang Cianjur Rabu Pagi, Warga Berhamburan Keluar Rumah
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga Selasa (29/11/2022) petang jumlah gempa susulan tercatat 319 kali dari mainshock atau gempa utama.
Menurut BMKG, aktivitas gempa susulan secara fluktuatif terus mengecil dan frekuensinya semakin jarang.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muchamad Dafi Yusuf, Dani Julius Zebua, Fristin Intan Sulistyowati, Firman Taufiqurrahman | Editor : Khairina, Ardi Priyatno Utomo, reza Kurnia Darmawan, David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.