Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Nama Suparwi Tak Masuk Penerima Ganti Untung Pembebasan Lahan | Dikira Tungku, Lansia Sulut Api ke Kasur

Kompas.com - 01/12/2022, 05:59 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pihak Tol Semaranng-Demak tak menemukan nama Achmad Suparwi sebagai penerima pembayaran ganti untung pembebasan lahan.

Karena itu pihkanya tak bisa melakukan pembayaran. Mereka berdalih pihaknya mulai melakukan pengadaan tanah sejak tahun 2015.

Yang menjadi leader pengadaan tanah adalah Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Sementar itu di Kulon Progo menyalakan api di kasur dalam rumahnya. Ia melakukan hal tersebut karena menira kasur di rumahnya adala tunggu kayu bakar.

Akibatnya sebagian isi rumah milik HS dan beberapa bagian dindingnya terbakar. HS pun selamat setelah warga ikut memadamkan api.

Baca juga: BPN Jateng Audit Ulang Tanah Milik Suparwi yang Terdampak Pembangunan Tol Semarang-Demak Tanpa Dibayar

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita Populer Nusantara selengkapnya:

1. Tak ada nama Suparwi

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Semarang-Demak, Diah menegaskan belum mempunyai dasar untuk melakukan pembayaran ganti untung kepada Achmad Suparwi.

Dia menjelaskan, pihaknya mulai melakukan pengadaan tanah sekitar tahun 2015. Yang menjadi leader pengadaan tanah merupakan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Kita sudah melalui proses inventarisasi hingga validasi. Ini menjadi dasar untuk melakukan pembayaran," paparnya.

Melalui proses yang dilakukan bersama BPN, belum ditemukan nama Achmad Suparwi pemilik SHM no 471 yang harus menerima pembayaran untuk pembebasan tanah.

"Memang tak ada dasar bagi kami untuk melakukan pembayaran karena memang tak ada nama itu," ujarnya.

Dia membenarkan ada pemasangan papan pengumuman yang dipasang Satgas Mafia Tanah Polda Jateng di ruas Jalan Tol Semarang-Demak seksi 2.

"Namun secara operasional belum tahu mengganggu atau tidak. Bisa tanya ke operasional saja," katanya.

Baca juga: Pihak Tol Semarang-Demak Tak Temukan Nama Suparwi sebagai Penerima Ganti Untung untuk Pembebasan Tanah

2. Mengira tungku, lansia nyalakan api di kasur

Kondisi rumah terbakar di Pedukuhan Sibolong, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumah itu dihuni dua lansia.DOKUMENTASI POLRES KP Kondisi rumah terbakar di Pedukuhan Sibolong, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumah itu dihuni dua lansia.
HS, seorang lansia menyalakan api di kasur yang berada dalam rumah di Pedukuhan Sibolong, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ia melakukan hal tersebut karena mengira kasur dalam rumahnya adalah tunggu kayu bakar. Akibatnya isi rumah dan sebagian dinding terbakar.

Beruntung HS berhasil diselamatkan warga yang ikut memadamkan api. HS tinggal bersama P di rumah itu. Kedua lansia ini berusia sekitar 80 tahun.

Polisi menduga HS merupakan lansia yang pikun. Ia semula bermaksud merebus air dalam ceret atau teko.

Bukannya di tungku, ia malah meletakkan ceret pada kasur. Diduga karena pikun itu, ia mengira kasur adalah tungku dan menyalakan api di sana. HS bahkan menunggu di sampingnya.

Baca juga: Mengira Tungku, Lansia Diduga Pikun Ini Sulut Api ke Kasur untuk Masak Air, Rumahnya Terbakar

3. Sempat bantu korban, usai racuni keluarga

Rumah keluarga Abas Ashar di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Abas, istri dan anak pertamanya ditemukan tewas di kamar mandi, Senin (28/11/2022).KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Rumah keluarga Abas Ashar di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Abas, istri dan anak pertamanya ditemukan tewas di kamar mandi, Senin (28/11/2022).
Tiga anggota keluarga di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yakni Abas Ashar (ayah), Heri Riyani (ibu), dan Dea Khairunisa (anak pertama), tewas akibat diracun.

Para korban tewas setelah diracun DDS (22) yang tak lain anak kedua pasangan Abas dan Heri Riyani.

Usai meracuni keluarganya hingga tewas, DDS ternyata sempat membantu menggotong korban dari kamar mandi ke kamar.

Hal ini disampaikan oleh asisten rumah tangga keluarga korban, Sartinah. Ia bercerita DDS menelepon dan menceritakan jika kakak, ibu dan ayahnya butuh pertolongan di kamar mandi.

Saat Sartinah datang, ia menemuakn keluarga majikannya dalam kondiis tak sadarkan diri di kamat mandi.

Baca juga: Usai Racuni Keluarganya hingga Tewas, Pria di Magelang Ini Sempat Bantu Gotong Korban yang Tergeletak di Kamar Mandi

4. Jenazah Aipda Joko M ditemukan

Aipda Joko M warga Dukuh Sendangsari, Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menjadi korban dalam tragedi jatuhnya Helikopter NBO 105/P-1103.KOMPAS.COM/Istimewa Aipda Joko M warga Dukuh Sendangsari, Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menjadi korban dalam tragedi jatuhnya Helikopter NBO 105/P-1103.
Aipda Joko M, warga Dukuh Sendangsari, Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menjadi korban dalam tragedi jatuhnya Helikopter NBO 105/P-1103.

Jenazah Aipda Joko M berhasil ditemukan pada Selasa (29/11/2022) sekitar pukul 23.00 WIB di lokasi Karang Sewa kurang lebih 15 Mile ke arah timur dari Pulau Bukulimau dengan koordinat 3°02.952'S 108°30.295'E.

Pada Rabu (30/11/2022) pukul 02.45 WIB, jenazah tiba di Pelabuhan ASDP Manggar. Lalu korban dievakusi ke RSUD M Zein.

Sementara itu pihak keluarga sedang mempersiapkan rencana pemakaman Aipda Joko M di Sragen.

Baca juga: Aipda Joko M, Kru Helikpoter Jatuh Asal Sragen Ditemukan, Keluarga Siapkan Prosesi Pemakaman

5. Gempa susulan guncang Cianjur

Plan Indonesia Beri Dukungan Psikososial untuk Anak Terdapak Gempa CianjurDok. Plan Indonesia Plan Indonesia Beri Dukungan Psikososial untuk Anak Terdapak Gempa Cianjur
Gempa susulan kembali mengguncang wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (30/11/2022) pagi.

Getarannya kali ini cukup terasa hingga warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Gempa magnitudo 3,5 terjadi pukul 07:53 Wib di kedalaman 12 kilometer dengan pusat gempa berada di darat 5 kilometer barat daya Cianjur.

"Gempa yang barusan terasa sekali, saya sedang duduk di kursi sampai goyang," kata Robisah (45), warga Kelurahan Sayang, Cianjur, Rabu pagi.

Robisah berupaya menyelamatkan diri dengan berlari ke tanah lapang di samping rumahnya bersama anak dan menantunya.

Baca juga: Gempa Susulan Kembali Guncang Cianjur Rabu Pagi, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga Selasa (29/11/2022) petang jumlah gempa susulan tercatat 319 kali dari mainshock atau gempa utama.

Menurut BMKG, aktivitas gempa susulan secara fluktuatif terus mengecil dan frekuensinya semakin jarang.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muchamad Dafi Yusuf, Dani Julius Zebua, Fristin Intan Sulistyowati, Firman Taufiqurrahman | Editor : Khairina, Ardi Priyatno Utomo, reza Kurnia Darmawan, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com