Tentu saja, peluang proyek Blok Masela sangat strategis untuk Indonesia. Awal abad 21, sekitar 15 blok migas (minyak dan gas) siap dikelola oleh sebagian besar investor asing di zona Maluku.
Di sisi lain, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku tahun 2015, Provinsi Maluku yang berpenduduk 1,6 juta jiwa, 18,84 persen atau sekitar 307.000 jiwa adalah penduduk miskin dan menempati urutan provinsi miskin ke-4 setelah Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Blok Masela itu terus kita dorong ... Partner yang baru terus kita dorong agar segera terbentuk lagi, sehingga segera dimulai Blok Masela,” kata Presiden Jokowi kepada pers di Pasar Olilit, di Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, hari Jumat 2 September 2022.
Sejak Agustus 2022, pemerintah telah mendorong investor baru dan Indonesia Investment Authority (INA) masuk ke proyek Blok Masela. Ini pula momentum untuk mempercepat zona Blok Masela dan sekitarnya menjadi satu zona provinsi ‘prisai’ kini dan ke depan.
Nilai strategis geo-ekonomi Blok Masela, antara lain, nilai investasinya berkisar 20 miliar dollar AS. Proyek ini terletak di zona Indonesia Timur. Sumber Daya Alam sangat kaya, namun infrastruktur masih sangat terbatas.
Baca juga: Shell Hengkang dari Blok Masela, Apa Alasannya?
Proyek Blok Masela dilakukan di zona seluas sekitar 4.291,35 km2 di laut dalam 300-1000 meter di Laut Arafura dan sekitar 800 km sisi timur Kota Kupang, Provinsi NTT. Maka proyek Blok Masela akan dikelola di laut dan darat.
Dari sumur-sumur off-shore (laut dalam), dipasang pipa-pipa menuju unit proses terapung guna memisahkan minyak dan gas. Kemudian gas disalurkan melalui pipa ke darat sekitar 180-200 km. Aliran gas ke onshore (darat) mendukung operasi industri petrokimia.
Operasi ini tentu membutuhkan persiapan keahlian, pengetahuan dan kompetensi SDM. Maka pada siang Rabu 6 April 2016, usai meresmikan Pelabuhan Tobelo di Halmahera Utara, Maluku, Presiden Jokowi merilis arah kebijakan SDM.
“Kemarin malam, saya sudah ketemu dengan Rektor Universitas Pattimura dan juga politekniknya, sudah saya sampaikan ada kebutuhan ini, menyiapkan 12.000 sumber daya manusia (SDM) yang akan mendukung pengelolaan Blok Masela,” kata Jokowi ketika itu.
Pada Juli 2019 di Istana Merdeka (Jakarta), Presiden Jokowi menerima laporan SKK Migas bahwa produksi Blok Masela dimulai tahun 2027. Total biaya pengembangan lapangan Proyek LNG Lapangan Abadi di Blok Masela mencapai 18,5 – 19,8 miliar dollar AS.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.