Susi yang bekerja sebagai buruh pabrik merasa kewalahan karena gajinya tak banyak dan harus membiayai kedua anaknya yang masih kecil.
"Dulu saat ada suami saya bisa terkumpul gajinya. Sekarang hanya saya yang kerja. Saya kehilangan tulang punggung keluarga juga," kata Susi.
Dia berharap ada pihak-pihak yang bersedia untuk membantunya, terutama dari Perhutani Kabupaten Kendal.
Dia membenarkan, jika pihak Perhutani Kabupaten Kendal sudah memberikan uang Rp 3 juta saat melayat suaminya. Setelah itu pihak Perhutani memberikan uang tambahan Rp 4,5 juta kepadanya.
Baca juga: Kecepatan Alphard yang Tabrak Truk di Tol Solo-Semarang 120 Km/Jam, Sopir Diduga Mengantuk
"Namun, itu saja tidak cukup karena saya kehilangan tulang punggung keluarga. Nasib anak-anak saya gimana. Masa depan anak saya juga seperti apa," ujar dia.
Rabu (23/11/2022) kemarin, pihak Perhutani Kabupaten Kendal sempat akan bertemu dengan Susi. Namun, pertemuan tersebut tak dapat berlangsung.
"Sekarang saya masih dirawat di klinik, saya positif tipes. Jadi saya juga tak bisa kerja. Kasian anak-anak saya mereka makan apa," imbuh dia.
Kompas.com sudah berusaha konfirmasi kepada pihak Perhutani Kabupaten Kendal baik melalui telepon maupun pesan WhatsApp. Namun, sampai berita ini diterbitkan belum ada jawaban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.