Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhatan Susi, Buruh Pabrik Semarang, Suami Tewas Tertimpa Pohon, Kepala Anak Harus Dioperasi 3 Kali

Kompas.com - 24/11/2022, 15:14 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Susi Handayani (30) warga Kapling Dondong, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, hanya bisa pasrah setelah terkena musibah yang menyebabkan suaminya meninggal.

Pada Jumat (7/10/2022) yang lalu, Susi, suaminya dan kedua anaknya tertimpa pohon tumbang diduga milik Perhutani Kabupaten Kendal di Jalan Palir Kaliancar Ngaliyan.

Peristiwa tersebut membuat suaminya yang bernama Avieq Avendi meninggal.

Namun, kesedihan Susi tak habis di situ saja.

Baca juga: Mengenaskan, Keluarga Ngatimin Bertahun-tahun Tempati Rumah yang Nyaris Roboh, Bocor di Mana-mana

 

Sampai saat ini, anak kedua Susi yang berumur 2,5 tahun masih menjalani perawatan.

"Asyalin Anandita mengalami pembengkakan dalam otak," kata Susi, saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, pada Kamis (24/11/2022).

Anak nomor dua Susi itu terpaksa harus dioperasi sebanyak tiga kali.

Untuk oprasi yang pertama sudah dilakukan. Hasil operasi pertama menyebut jika ada pembengkakan otak.

"Jadi harus diamputasi," ujar dia.

Untuk oprasi kedua untuk pemasangan tempurung kepala dan oprasi yang terakhir untuk membenahi rahang.

"Karena rahang anak saya geser," kata dia.

Meski biaya perawatan untuk oprasi sudah ditanggung BPJS golongan kedua, namun Susi tetap harus membeli susu untuk nutrisi Asyalin yang harganya cukup mahal.

"Harganya Rp 430.000 per kaleng," imbuh dia.

 

Susi yang bekerja sebagai buruh pabrik merasa kewalahan karena gajinya tak banyak dan harus membiayai kedua anaknya yang masih kecil.

"Dulu saat ada suami saya bisa terkumpul gajinya. Sekarang hanya saya yang kerja. Saya kehilangan tulang punggung keluarga juga," kata Susi.

Dia berharap ada pihak-pihak yang bersedia untuk membantunya, terutama dari Perhutani Kabupaten Kendal.

Dia membenarkan, jika pihak Perhutani Kabupaten Kendal sudah memberikan uang Rp 3 juta saat melayat suaminya. Setelah itu pihak Perhutani memberikan uang tambahan Rp 4,5 juta kepadanya.

Baca juga: Kecepatan Alphard yang Tabrak Truk di Tol Solo-Semarang 120 Km/Jam, Sopir Diduga Mengantuk

"Namun, itu saja tidak cukup karena saya kehilangan tulang punggung keluarga. Nasib anak-anak saya gimana. Masa depan anak saya juga seperti apa," ujar dia.

Rabu (23/11/2022) kemarin, pihak Perhutani Kabupaten Kendal sempat akan bertemu dengan Susi. Namun, pertemuan tersebut tak dapat berlangsung.

"Sekarang saya masih dirawat di klinik, saya positif tipes. Jadi saya juga tak bisa kerja. Kasian anak-anak saya mereka makan apa," imbuh dia.

Kompas.com sudah berusaha konfirmasi kepada pihak Perhutani Kabupaten Kendal baik melalui telepon maupun pesan WhatsApp. Namun, sampai berita ini diterbitkan belum ada jawaban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Regional
Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Regional
Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Regional
Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Regional
Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Regional
Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Regional
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com