Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Cianjur: Build Back Better

Kompas.com - 23/11/2022, 13:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NEGERI ini kembali berduka. Setidaknya 268 orang meninggal akibat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Ada 500-an orang luka-luka, baik orang tua, dewasa maupun anak-anak.

Hari-hari ini sebagian warga di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, dan sekitarnya harus menginap di tempat-tempat penampungan dan tenda-tenda darurat. Aparat dan masyarakat masih mencari korban-korban lain, karena ada 150-an orang yang hilang.

Suasana di tempat bencana itu tentulah sangat menyedihkan. Tapi kesedihan tidak boleh terlalu lama hadir, sebab ada hal penting yang harus dilakukan, yaitu membangun kembali rumah, sawah, sekolah, tempat kerja, dll. Hidup harus terus bergerak.

Tanggap darurat

Satu-dua minggu setelah gempa besar ini, upaya tanggap darurat sebaiknya telah selesai. Semua korban hilang sudah dipastikan keberadaannya, hidup atau meninggal. Korban patah tulang sudah ditangani oleh dokter bedah tulang.

Petugas dan relawan tentunya sudah memastikan semua warga tertampung di tempat yang aman, dengan sandang dan pangan yang cukup.

Mungkin ada warga yang trauma karena kehilangan keluarga dan harta benda. Maka tim khusus untuk keperluan itu sudah disiapkan. Jangan ada warga yang sedih berkepanjangan.

Puing-puing bangunan sudah dibersihkan dan dilokalisir, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga dan petugas.

Pekerjaan pada tahap ini memerlukan banyak tenaga, dari berbagai unit kerja pemerintah daerah, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.

Saya yakin banyak relawan siap membantu, jika diminta. Jika dikoordinasikan dengan baik, maka pekerjaan tanggap darurat dapat diselesaikan dengan cepat.

Rehab dan rekon

Pemerintah tentunya sedang menyusun rencana tahap berikutnya, yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab dan rekon). Sebelumnya perlu dipetakan bangunan umum yang perlu dibangun kembali.

Rumah-rumah penduduk juga diidentifikasi tingkat kerusakannya; berat, sedang atau ringan. Pemerintah akan memberikan bantuan dana untuk membangun rumah warga yang rusak.

Rusak berat mendapat kompensasi Rp 50 juta, sedang Rp 25 juta dan ringan Rp 10 juta. Warga tinggal mengatur bagaimana menggunakan dana ini.

Sebaiknya rekonstruksi bangunan menggunakan prinsip build back better, membangun secara lebih baik. Bukan dari segi penampilan, namun dari segi ketahanan terhadap gempa. Pasalnya BMKG memprediksi gempa serupa bisa terjadi lagi 20 tahun yang akan datang (Kompas.com, 22/11/2022).

Baca juga: BMKG: Gempa di Cianjur Bisa Berulang 20 Tahun Lagi

Kementerian PUPR memiliki unit kerja yang bertugas meneliti bangunan yang tahan gempa. Banyak juga ahli hunian tahan gempa dari berbagai perguruan tinggi. Mereka dapat memberi saran bagaimana bangunan baru tahan gempa sebaiknya dibangun.

Perlu ada waktu untuk bertukar konsep dan pengalaman membangun kembali bangunan dari bencana gempa bumi, secara lebih baik. Tidak hanya untuk Cianjur, tetapi juga untuk daerah-daerah lain. Sesuai kondisi geografisnya, banyak daerah harus siap memitigasi gempa bumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com