Mengenai hal ini, Tjeptjep juga menuturkan hal ini didukung dengan persentase hampir 80 persen pelaku perjalanan menuju Singapura merupakan warga pendatang atau warga luar Kota Batam.
Dari data tersebut, Tjeptep juga menegaskan bahwa adanya kemungkinan pasien pertama XBB di Indonesia bukan merupakan warga asli Kepulauan Riau.
“Pada periode itu, pelaku perjalanan ke Singapura banyak melalui Batam dan Tanjungpinang. Bisa jadi sampel pertama itu bukan orang Batam tapi warga Indonesia yang melalui Batam,” jelas Tjetjep.
Untuk itu, guna mencegah penyebaran varian terbaru ini, pihaknya merekomendasikan pengetatan sesuai instruksi Kementerian Dalam Negeri.
Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan adalah percepatan vaksinasi booster. Serta seluruh Dinkes di Kabupaten/Kota melaksanakan testing dan tracing terhdap kontak erat agar bisa ditangani secepat mungkin.
“Kami juga perlu mengaktifkan kembali posko PPKM di tingkat kelurahan dan desa. Jangan sampai nanti semakin meningkat dan kita terpaksa lagi menerapkan PPKM hingga level 2 atau 3,” pungkas Tjetjep.
Baca juga: Menkes Sebut Kasus Covid-19 Subvarian XBB Paling Banyak di Batam
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa kasus subvarian baru Omicron, XBB, paling banyak ditemukan di Kota Batam.
Menurut Budi Gunadi, varian itu lebih cepat menyebar di Kota Batam lantaran dekat dengan Singapura yang mengalami lonjakan kenaikan kasus.
“XBB paling banyak di Batam karena dekat dari Singapura,” kata Budi Gunadi di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.