Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirusak Kawanan Monyet, Lahan Perkebunan Warga di Sukoharjo Dibiarkan Kosong Bertahun-tahun

Kompas.com - 10/11/2022, 13:05 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Warga Desa Ngreco, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah membiarkan lahan perkebunan kosong atau tidak ditanami karena dirusak oleh kawanan monyet ekor panjang.

Kepala Desa Ngreco, Saimin mengatakan, kerumunan monyet itu merusak tanaman di lahan perkebunan warga sudah bertahun-tahun. Padahal, Desa Ngreco dikenal sebagai penghasil singkong dan kacang-kacangan.

"Dulu itu di situ penghasil singkong yang bagus. Kemudian kacang-kacangan panennya juga bagus. Sekarang sudah tidak pernah panen," kata Saimin dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (10/11/2022).

Baca juga: Kawanan Monyet Liar Rusak Rumah Warga di Kediri, BKSDA: Diduga Monyet Ekor Panjang

Saimin menduga kawanan monyet yang merusak perkebunan warga berasal dari wilayah timur, yakni Gunung Gandul Wonogiri. Awalnya, kawanan primata itu jumlahnya sedikit.

Namun, lama-kelamaan populasinya semakin banyak. Tidak hanya menyerang dan merusak tanaman perkebunan, tetapi sudah mulai masuk ke permukiman warga.

"Datangnya (kawanan monyet) mungkin dari wilayah timur. Mungkin dari Gunung Gandul atau ke mana saya tidak tahu. Cuma perkembangannya sekarang pesat. Tidak ada pengendalian dan populasinya banyak," terang dia.

Menurutnya kawanan monyet akan sedikit agresif ketika musim kemarau. Kawanan kera masuk ke permukiman dan tidak sedikit menyerang warga. Berbeda pada musim hujan, kawanan kera itu lebih banyak di perkebunan.

"Kalau musim kemarau nyerangnya ke warga. Kalau musim hujan tidak masuk ke permukiman karena di hutan itu masih ada tanaman. Tapi ada yang masih masuk ke permukiman warga," ungkap dia.

Saimin mengungkapkan, kawanan primata itu sebenarnya memiliki habibat di hutan. Ada pun hutan itu lokasinya berbatasan dengan beberapa dusun di Desa Ngreco.

Dusun-dusun yang lokasinya berdekatan dengan hutan habitat kawanan monyet ekor panjang tersebut sering menjadi sasaran.

Misalnya Dukuh Jlumbang, Dukuh Sidowayah, Dukuh Klampok, Dukuh Sambirejo, Dukuh Gemawang, Mitran, Dukuh Candi, Dukuh Tegalombo, dan Dukuh Ngreco.

"Kawanan monyet itu pernah menyerang warga tapi belum pernah ada korban. Biasanya warga perempuan ke hutan cari rumput gitu ditarik jarit atau selendang pasti takut," ungkap Saimin.

Baca juga: BKSDA Pasang Jebakan Tangani Kawanan Monyet Liar yang Masuk Permukiman Warga Sukorame Kediri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com