Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Penyelidikan, Propam Polda Sulsel Tak Temukan Bukti Pungli di Polres Luwu

Kompas.com - 23/10/2022, 19:56 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Komang Suartana mengatakan, tim Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulawesi Selatan telah melakukan penyelidikan usai ditemukan coretan "sarang pungli" dan "sarang korupsi" di Mapolres Luwu.

Adapun pelaku aksi tersebut adalah Aipda HR yang merupakan anggota Polres Luwu dan sempat menjabat sebagai Kanit Tipidkor Polres Luwu.

Hasil penyelidikan oleh tim Propam pun menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pungutan liar di Polres Luwu.

"Hasil penyelidikan dan pemeriksaan oleh Propam (menyatakan) itu tidak terbukti. Sementara untuk anggota Aipda HR yang melakukan pencoretan, masih dalam pengawasan tim dokter di RSKD Dadi Makassar," ujarnya, dikutip dari Antara, Minggu (23/10/2022).

Baca juga: Keluarganya Urus SIM Bayar Mahal Pemicu Aipda HR Coret Kantor Polres Luwu Sarang Pungli dan Koruptor

Komang Suartana mengungkapkan, unggahan Aipda HR di media sosial Facebook mengenai dugaan pungli pembuatan surat izin mengemudi (SIM) oleh anggota Satlantas Polres Luwu tidak terbukti.

Penyelidikan di lapangan menyatakan, semua biaya pembuatan SIM di Satuan Lalu Lintas Polres Luwu sesuai dengan harga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Apa yang dituduhkan dalam unggahan itu tidak terbukti, semua berjalan sesuai dengan aturan," katanya.

Motif pelaku

Diberitakan Kompas.com, Kamis (20/10/2022), pemicu Aipda HR melakukan aksi mencoret-coret Mapolres Luwu adalah keluarganya membayar mahal, yakni sebesar Rp 250.000, saat mengurus pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Baca juga: Kapolda Sulsel Besuk Aipda HR, Polisi yang Coret Dinding Mapolres Luwu di RS

Komang Suartana pun membantah jika harga pembuatan SIM di Polres Luwu disebut mahal.

"Tidak ada itu harga mahal, sudah sesuai kok prosedur dan tarif yang ditetapkan. Sudah diselidiki juga oleh tim yang diterjunkan Polda Sulsel ke Polres Luwu," kata Komang, pada Kamis (20/10/2022).

Tak hanya itu, Komang mengatakan, Aipda HR melakukan aksi tersebut karena mengalami gangguan kejiwaan.

"Gejala awal Aipda HR sudah ada, sejak Februari 2021. Di mana dia (Aipda HR) pernah dirawat di RS Bataraguru di Kabupaten Luwu dan mendapat perawatan dari dokter kejiwaan Harfiah. Seiring waktu berjalan, dia tidak rutin memeriksakan diri dan minum obat secara rutin hingga penyakitnya kambuh kembali," paparnya.

Baca juga: Aipda HR Pernah Curhat via Facebook soal Aroma Dugaan Korupsi di Internal Polres Luwu

Hingga saat ini, Aipda HR masih dirawat di RSKD Dadi dan hasil pemeriksaan terkait kondisinya belum dirilis karena tim dokter masih melakukan observasi.

Sumber: Antara, Kompas.com | Penulis: Kontributor Makassar, Hendra Cipto | Editor: Robertus Belarminus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com