Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu di Lombok Tengah Tidur di Tenda Samping Makam Bayinya yang Meninggal Diduga karena Diabaikan RS

Kompas.com - 19/10/2022, 06:02 WIB
Fitri Rachmawati,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Penjelasan RSUD Praya

Dikonfirmasi terkait penolakan pasien balita di RSUD Praya, Kabid Pelayanan RSUD Praya, dr. Basirun mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan pelayanan pada pasien.

Hal itu terbukti dari pernyataan dokter IGD, Lalu Muhammad Rasyid yang piket ketika itu,  mengatakan pasien harus mendapat perawatan dan sarana pendukung yang memadai dan lebih lengkap.

"Itu buktinya kalau kita melayani, seandainya kalau ditolak, dokter kami tidak tahu kondisi pasien ini, karena belum pernah dilihat, belum pernah diperiksa dengan stetoskop, sempat diperiksa," kata Basirun menanggapi.

Baca juga: Cinta Tak Direstui Orangtua Pacarnya, Pemuda di Lombok Tengah Naik Tower Hendak Bunuh Diri

Dia menjelaskan, pada waktu itu posisi IGD inkubator penuh, oksigen juga sudah terpakai semua.

Kemudian jumlah pasien melebihi kapasitas IGD RSUD Praya yang hanya 25 tempat tidur. Sejumlah pasien bahkan diletakkan di lorong-lorong.

"Itulah bukti kami tidak ingin menolak pasien sehingga pasien kami rawat di lorong lorong," katanya.

Basirun menjelaskan bahwa ketika pasien Lailan datang, dokter IGD melakukan tindakan memilih dan memilah pasien berdasarkan beratnya penyakit.

Baca juga: 2 Gempa Guncang NTB dalam Sehari, BMKG Imbau Warga Tidak Panik

Dengan melihat kondisi, akhirnya dokter IGD menyarankan ke rumah sakit lain atau rumah sakit terdekat.

"Jadi belum sempat ada rekam medis yang kita tulis, kalau rekam medis kan harus didaftarkan dan segala macam, jadi proses ini akan memperlambat pelayanan lebih untuk pasien (Lailan)," katanya.

"Pelayanan sesuai SOP pasien datang, baru dilakukan pemeriksaan dan didaftarkan, untuk pasien Lailan tidak sempat didaftarkan karena diminta mencari rumah sakit lain karena IGD overload, sementara pasien harus mendapat penanganan yang cepat dan ada saran dan prasarana pendukungnya, harus di tempat yang stabil dan ada oksigen," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com