Dari pantauan Kompas.com di sepanjang jalan Desa Malaka, banyak vila yang berada di atas perbukitan.
Bahkan ada vila yang berada di lokasi rawan longsor.
Terkait hal itu Bupati Lombok Utara, Djohan Sjamsu membenarkan banyak vila yang dibangun di perbukitan.
Namun menurutnya, hal itu terjadi jauh sebelum Kabupaten Lombok Utara terbentuk, atau saat Malimbu masih berada di wilayah Pemerintahaan Kabupaten Lombok Barat.
"Saya tidak tahu kenapa vila-vila itu sudah dibangun di bukit atau gunung-gunung, tapi nanti kita akan atur kembali supaya jangan gunung-gunung ini penuh dengan vila, kasihan nanti masyarakat di bawah," kata Djohan.
Baca juga: 2 Gempa Guncang NTB dalam Sehari, BMKG Imbau Warga Tidak Panik
Dia menjelaskan, pemilik vila harus memiliki kesadaran menanam kawasan perbukitan dengan tanaman atau pohon keras.
"Kita tidak mau vila terbangun, tidak terpelihara alam sekitarnya, akibatnya longsor ini akan terus terjadi menimpa masyarakat yang pemukimannya ada di bawah perbukitan, termasuk fasilitas pemerintah di sepanjang jalan Malimbu," katanya.
Pemerintah Kabupaten Lombok Utara akan memperketat izin pembangunan vila di Lombok Utara.
Baca juga: 7 Titik Longsor Rawan Tutup Akses Jalan di Lombok Utara
Kepala BPBD NTB, Ruslan Abdul Gani juga menyayangkan bukit-bukit gundul di kawasan Malimbu sehingga menyebabkan longsor selain curah hujan yang deras dan terus-menerus.
"Curah hujan yang tinggi, air batu dan lumpur yang jatuh dari bukit, karena tak ada pohon besar, bukitnya gundul, pohon sangat minim, karena itu akan dilakukan penghijauan," jelas Kalak BPBD NTB.
Wilayah rawan bencana banjir, menurut Ruslan, membutuhkan penanganan segera agar tidak memperparah kerusakan alam
Salah satu upaya mengatasi longsor dan banjir, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara akan membuat talud dan membuat saluran air langsung ke laut. Koordinasi dengan BPBD NTB selalu dilakukan, mengingat jalan di sepanjang kawasan wisata Malimbu adalah jalan provinsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.