LOMBOK UTARA, KOMPAS.com- Longsor dan banjir bandang menerjang kawasan wisata Bukit Malimbu dan pemukiman warga di 6 dusun Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara.
Longsor diduga kuat disebabkan karena bukit gundul dan minimnya pepohonan penyangga longsor.
Hal itu disampikan langsung oleh Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu di hadapan masyarakat Dusun Setangi saat memberi bantuan.
Baca juga: Longsor Terjang 4 Dusun di Lombok Utara, Alat Berat Diterjunkan, 14 KK Mengungsi
"Kita diberikan alam yang indah dengan pepohonan, kalau pohon-pohonnya sudah ditebang dan habis, air akan berhamburan ke dusun ini, bukan hanya di sini saja ada banyak yang terdampak karena habisnya pohon ini, untuk itulah saya minta kita bersama sama menyiapkan bibit untuk menanam pohon di bukit-bukit dekat pemukiman warga, agar tiap tahun tidak terus-menerus terjadi hal seperti ini," kata Djohan.
Djohan mengatakan bahwa bencana longsor tersebut menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk menjaga alam.
"Saya melihat bukit di atas pemukiman ini kondisinya gundul, karena itu kita akan melakukan penanaman pohon dan menjaga serta merawatnya bersama, supaya jangan terulang kembali, karena sepanjang jalan Malimbu ini reruntuhan terus terjadi hingga ke jalan," kata Bupati.
Baca juga: Bukit Malimbu Longsor, Warga di 4 Dusun Desa Malaka Lombok Utara Terisolir
Dia berharap ada pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk bisa memelihara alam supaya tak terjadi longsor.
Rencana, bupati akan mengajak warga menanam pohon-pohon yang cepat tumbuh dan bisa menyerap air.
Dari pantauan Kompas.com di sepanjang jalan Desa Malaka, banyak vila yang berada di atas perbukitan.
Bahkan ada vila yang berada di lokasi rawan longsor.
Terkait hal itu Bupati Lombok Utara, Djohan Sjamsu membenarkan banyak vila yang dibangun di perbukitan.
Namun menurutnya, hal itu terjadi jauh sebelum Kabupaten Lombok Utara terbentuk, atau saat Malimbu masih berada di wilayah Pemerintahaan Kabupaten Lombok Barat.
"Saya tidak tahu kenapa vila-vila itu sudah dibangun di bukit atau gunung-gunung, tapi nanti kita akan atur kembali supaya jangan gunung-gunung ini penuh dengan vila, kasihan nanti masyarakat di bawah," kata Djohan.
Baca juga: 2 Gempa Guncang NTB dalam Sehari, BMKG Imbau Warga Tidak Panik
Dia menjelaskan, pemilik vila harus memiliki kesadaran menanam kawasan perbukitan dengan tanaman atau pohon keras.
"Kita tidak mau vila terbangun, tidak terpelihara alam sekitarnya, akibatnya longsor ini akan terus terjadi menimpa masyarakat yang pemukimannya ada di bawah perbukitan, termasuk fasilitas pemerintah di sepanjang jalan Malimbu," katanya.
Pemerintah Kabupaten Lombok Utara akan memperketat izin pembangunan vila di Lombok Utara.
Baca juga: 7 Titik Longsor Rawan Tutup Akses Jalan di Lombok Utara
Kepala BPBD NTB, Ruslan Abdul Gani juga menyayangkan bukit-bukit gundul di kawasan Malimbu sehingga menyebabkan longsor selain curah hujan yang deras dan terus-menerus.
"Curah hujan yang tinggi, air batu dan lumpur yang jatuh dari bukit, karena tak ada pohon besar, bukitnya gundul, pohon sangat minim, karena itu akan dilakukan penghijauan," jelas Kalak BPBD NTB.
Wilayah rawan bencana banjir, menurut Ruslan, membutuhkan penanganan segera agar tidak memperparah kerusakan alam
Salah satu upaya mengatasi longsor dan banjir, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara akan membuat talud dan membuat saluran air langsung ke laut. Koordinasi dengan BPBD NTB selalu dilakukan, mengingat jalan di sepanjang kawasan wisata Malimbu adalah jalan provinsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.