Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengangkatan Lukas Enembe Jadi Kepala Suku Besar Papua Tuai Penolakan

Kompas.com - 14/10/2022, 11:35 WIB
Roberthus Yewen,
Krisiandi

Tim Redaksi

SENTANI, KOMPAS.com - Pengukuhan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai kepala suku besar di Papua pada Minggu (9/10/2022) oleh Dewan Adat Papua (DAP) di kediaman pribadi Lukas Enembe di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, direspons sejumlah pihak.

Salah satunya dari tokoh adat Tabi dan Saireri, dua wilayah adat yang ada di Papua.

Sejumlah tokoh adat Tabi dan Saireri berkumpul di Pendopo Adat (Obhe) Hele Wabhouw, Jalan Biesteur Pos, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Kamis (13/10/2022), untuk menyatakan sikap menolak penetapan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua oleh Dewan Adat Papua.

Ondoafi (kepala suku) sekaligus salah satu tokoh adat Papua asal Sentani, Kabupaten Jayapura, Yanto Eluay, mengatakan bahwa pengukuhan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua tak dapat diterima.

Baca juga: Tim Dokter dari Singapura Selesai Periksa Kesehatan Lukas Enembe, Begini Hasilnya

“Pengukuhan Bapak Gubernur Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar oleh Dewan Adat merupakan sesuatu tindakan yang merusak tatanan adat,” kata Yanto melalui konferensi pers, seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (14/10/2022).

Menurut Yanto, pengukuhan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua juga mencoreng wibawa masyarakat Papua.

Ini karena pengangkatan Enembe melanggar aturan yang ada. Selain itu, kepala suku seharusnya adalah panutan bagi masyarakat.

“Pengangkatan seorang menjadi Kepala Suku Besar harus memiliki silsilah atau garis keturunan Kepala Suku, tidak asal mengukuhkan seseorang sebagai Kepala Suku Besar karena suatu kepentingan,” ucapnya.

Senada dengan itu, Dewan Adat Keerom, Herman Yoku, menganggap bahwa pengukuhan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua sangat keliru.

Menurut Herman, pengukuhan Lukas Enembe bukan sebagai kepala suku di Papua, tetapi hanya sebagai kepala suku besar di kampung.

“Kalau pengangkatan dan pengukuhan Saudara Lukas Enembe sebagai kepala suku besar di kampungnya. Kalau pengukuhan sebagai kepala suku besar di bangsa Papua itu sangat keliru,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda Mandala Trikora Papua Ali Kabiay menegaskan bahwa pihaknya tidak mengakui Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Bangsa Papua.

“Setiap daerah mempunyai tatanan adatnya masing-masing,” tegasnya. 

Ali yang juga sebagai Ketua Pemuda Adat Wilayah Saireri II Nabire ini menyampaikan bahwa pihaknya diberikan mandat oleh enam kepala suku dan empat kerukunan di wilayah adat Nabire Pesisir, di mana tidak mengakui Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Bangsa Papua.

Baca juga: Wapres Ingatkan Lukas Enembe Bersikap Kooperatif

Ali mengatakan, pihaknya tidak mengakui Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Bangsa Papua. Setiap daerah mempunyai tatanan adat masing-masing.

“Karena tatanan adat kami sangat berbeda, kami menggunakan pidaho dan bukan koteka, kemudian adat kami itu menggunakan cenderawasih dan bulu kasuari," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe dikukuhkan menjadi Kepala Suku Besar di Tanah Papua. Pengukuhan ini dilakukan oleh Dewan Adat Papua (DAP) yang dihadiri oleh tujuh wilayah adat Papua.

Upacara pengukuhannya digelar di kediaman pribadi Lukas Enembe di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, 9 Oktober 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Regional
Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Regional
Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Regional
10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

Regional
1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

Regional
Menyalakan 'Flare' Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Menyalakan "Flare" Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Regional
Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Regional
Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi 'Online' Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta Per Hari

Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi "Online" Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta Per Hari

Regional
Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Regional
Belum Ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Belum Ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Regional
Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Regional
Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Regional
'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com