KOMPAS.com - Aroma rempah yang kuat membuat bangsa Spanyol, Portugis hingga Belanda datang ke Ternate, Maluku Utara.
Tak heran saat ini banyak benteng pertahanan peninggalan bangsa eropa di Ternate yang tersebar dari utara hingga selatan. Benteng-benteng tersebut berada di bibir pantai dan menempati titik strategis di masa silam.
Salah satu benteng yang berada di tengah Kota Ternate adalah Benteng Tolukko.
Benteng Tolukko yang juga dikenal dengan nama Benteng Hollandia dibangun oleh Francisco Serrao, seorang panglima Portugis pada tahun 1540.
Bangunan benteng tersebut cukup unik karena menyesuaikan dengan fondasi batuan di lokasi tersebut.
Baca juga: Saat Warga Ternate Antusias Sambut Jokowi, Ada yang Sampai Naik Pohon...
Terdapat beberapa ruangan di dalam benteng tersebut antara lain ruang bawah tanah, halaman dalam, lorong, serta bangunan utama yang berbentuk segi empat.
Dikutip dari Kemdikbud.go.id, ada yang mengatakan nama Tolukko adalah nama penguasa kesepuluh Kesultanan Ternate yang bernama Kecil Tolukko.
Namun karena Sang Sultan kesepuluh baru memerintah pada tahun 1692, kecil kemungkinan nama benteng tersebut mengikuti nama Sang Sultan.
Menurut cacatan Belanda, benteng tersebut diperbaiki oleh Pieter Both pada tahun 1610 dan digunakan untuk benteng pertahanan untuk menghadapi bangsa Spanyol.
Setelah diperbaiki, nama benteng tersebut diubang menjadi Benteng Hollandia. Benteng ini juga menjadi persembunyian rakyat yang melarikan diri dari serangan Spanyol.
Baca juga: Presiden Jokowi Diberi Gelar Pangeran Bangsawan oleh Sultan Ternate
Pada tahun 1612, dilaporkan ada 15 hingga 20 tentara yang menetap di benteng tersebut. Mereka dilengkapi dengan sejumlah senjata dan amunisi.
Saat di bawah pemerintahan Gubernur Jacques le Febre pada tahun 1627, benteng itu juga dilengkapi dengan dua menara kecil.
Benteng tersebut dipimpin oleh seorang korporal yang didatangkan dari Benteng Malayo yang juga menjadi sumber pemasok bahan pangan untuk 22 orang tentara yang bertugas di dalam Benteng Tolukko.
Baca juga: Sejarah Singkat Kampung Sarani, Kampung Kuno di Ternate yang Namanya Kini Mulai Tak Dikenal
Pada tahun 1661, Dewan Pemerintahan Belanda mengizinkan Sultan Mandarsyah dari Ternate untuk tinggal di dalam benteng ini bersama pasukannya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.