Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompor Listrik bagi Warga Dusun Mihij Manokwari Papua Barat Bagai Mimpi di Siang Bolong

Kompas.com - 24/09/2022, 16:51 WIB
Mohamad Adlu Raharusun,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MANOKWARI, KOMPAS.com - Bagi warga di Dusun Mihij, Kampung Desay, Distrik, Prafi, Satuan Pemukiman SP 2, Manokwari, Papua Barat, menggunakan kompor listrik bagaikan mimpi di siang bolong.

Pasalnya, puluhan tahun warga hidup tanpa penerangan listrik, padahal jarak dusun masih dalam kawasan satuan permukiman Transmigrasi.

Dusun Mihij berada di bawah Pemerintahan Kampung Desay, Distrik Prafi. Jaraknya tidak jauh dari jalan Trans Papua Barat. Untuk menuju ke dusun bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun empat kontur jalanan tanah.

Baca juga: Serba-serbi soal Rencana Konversi Kompor Listrik, dari Klaim Hemat hingga Munculnya Kekhawatiran Warga

"Kompor listrik itu bagai mimpi bagi kami di siang bolong, bertahun-tahun kami hidup di dusun ini tanpa penerangan listrik," kata Selly Sayori (49), warga dusun Sabtu (24/9/2022).

Tidak hanya penerangan listrik, dusun yang dihuni sekitar 100 warga dengan mayoritas Suku Arfak ini bahkan belum pernah menikmati sentuhan air bersih.

Satu rumah dihuni oleh 3 hingga 4 kepala Keluarga, nampak perumahan warga berbentuk gubuk yang hanya terbuat dari papan dan beratapkan daun Rumbia.

"Kami tinggal di sini (Dusun) sejak tahun 2000, Aliran air bersih juga susah di sini, kita berharap air hujan saja," ucapnya.

Sebagian besar anak-anak usia sekolah di dusun itu terpaksa putus sekolah karena terbentur dengan biaya. Sementara mayoritas warga hanya mengandalkan berkebun.

Fredi Musa Sapari, seorang tokoh masyarakat menyebut bahwa selama ini ia bersama warga terus berjuang menyuarakan masalah yang dihadapi kepada pemerintah. Hanya saja hingga saat ini belum ada perhatian bagi warga dusun tersebut.

Baca juga: Soal Kompor Listrik, Bupati Sragen Flashback Konversi Kompor Minyak ke Gas: Perlu Beberapa Tahun

"Kita sudah berusaha menyuarakan kepada Pemerintah tetapi mungkin pemerintah lupa," sindir Fredi.

Ketua Dewan Adat Papua DAP Wilayah III Domberay, Mananwir Paul Vincent Mayor menyayangkan kondisi yang dialami oleh warga suku Arfak di dusun Mihij Kampung Desay.

"Kami dihubungi oleh warga kemarin (Jumat) kami ke Dusun Mihij untuk memastikan rupanya apa yang diceritakan memang benar," kata Mananwir Paul Mayor.

Paul kemudian mempertanyakan kinerja pemerintah daerah selama ini melihat warga tersebut. Kata dia, padahal otonomi khusus diberikan kepada orang Papua sejak 20 Tahun lamanya, namun masih terdapat warga orang asli Papua yang hidup dalam garis kemiskinan.

Baca juga: Cerita Ibu-ibu di Solo Memasak dengan Kompor Listrik, Daya Tak Kuat hingga Tak Bisa Cepat

"Kemana Otsus selama in, mengapa Orang Asli Papua masih hidup dalam garis kemiskinan," ucap Paul.

Dia menyebut hal yang paling miris baginya setelah melihat kenyataan bahwa anak-anak Papua di dusun itu terpaksa putus sekolah karena kekurangan biaya pendidikan.

"Mereka generasi Arfak masa depan, sangat miris ketika kami temukan banyak anak-anak usia sekolah terpaksa putus sekolah karena kurang biaya pendidikan," ucapnya.

Baik Paul Mayor maupun warga di dusun itu berharap perhatian pemerintah terutama menyangkut penerangan listrik, ketersediaan Air bersih untuk keberlangsungan kehidupan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com