Salin Artikel

Kompor Listrik bagi Warga Dusun Mihij Manokwari Papua Barat Bagai Mimpi di Siang Bolong

Pasalnya, puluhan tahun warga hidup tanpa penerangan listrik, padahal jarak dusun masih dalam kawasan satuan permukiman Transmigrasi.

Dusun Mihij berada di bawah Pemerintahan Kampung Desay, Distrik Prafi. Jaraknya tidak jauh dari jalan Trans Papua Barat. Untuk menuju ke dusun bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun empat kontur jalanan tanah.

"Kompor listrik itu bagai mimpi bagi kami di siang bolong, bertahun-tahun kami hidup di dusun ini tanpa penerangan listrik," kata Selly Sayori (49), warga dusun Sabtu (24/9/2022).

Tidak hanya penerangan listrik, dusun yang dihuni sekitar 100 warga dengan mayoritas Suku Arfak ini bahkan belum pernah menikmati sentuhan air bersih.

"Kami tinggal di sini (Dusun) sejak tahun 2000, Aliran air bersih juga susah di sini, kita berharap air hujan saja," ucapnya.

Sebagian besar anak-anak usia sekolah di dusun itu terpaksa putus sekolah karena terbentur dengan biaya. Sementara mayoritas warga hanya mengandalkan berkebun.

Fredi Musa Sapari, seorang tokoh masyarakat menyebut bahwa selama ini ia bersama warga terus berjuang menyuarakan masalah yang dihadapi kepada pemerintah. Hanya saja hingga saat ini belum ada perhatian bagi warga dusun tersebut.

"Kita sudah berusaha menyuarakan kepada Pemerintah tetapi mungkin pemerintah lupa," sindir Fredi.

Ketua Dewan Adat Papua DAP Wilayah III Domberay, Mananwir Paul Vincent Mayor menyayangkan kondisi yang dialami oleh warga suku Arfak di dusun Mihij Kampung Desay.

"Kami dihubungi oleh warga kemarin (Jumat) kami ke Dusun Mihij untuk memastikan rupanya apa yang diceritakan memang benar," kata Mananwir Paul Mayor.

Paul kemudian mempertanyakan kinerja pemerintah daerah selama ini melihat warga tersebut. Kata dia, padahal otonomi khusus diberikan kepada orang Papua sejak 20 Tahun lamanya, namun masih terdapat warga orang asli Papua yang hidup dalam garis kemiskinan.

"Kemana Otsus selama in, mengapa Orang Asli Papua masih hidup dalam garis kemiskinan," ucap Paul.

Dia menyebut hal yang paling miris baginya setelah melihat kenyataan bahwa anak-anak Papua di dusun itu terpaksa putus sekolah karena kekurangan biaya pendidikan.

"Mereka generasi Arfak masa depan, sangat miris ketika kami temukan banyak anak-anak usia sekolah terpaksa putus sekolah karena kurang biaya pendidikan," ucapnya.

Baik Paul Mayor maupun warga di dusun itu berharap perhatian pemerintah terutama menyangkut penerangan listrik, ketersediaan Air bersih untuk keberlangsungan kehidupan mereka.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/24/165148478/kompor-listrik-bagi-warga-dusun-mihij-manokwari-papua-barat-bagai-mimpi-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke