Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 2 Pemuda yang Dikaitkan dengan Bjorka

Kompas.com - 17/09/2022, 20:02 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

 

MAH ditetapkan tersangka

Lain cerita dengan MAH. Pria yang berprofesi sebagai penjual minuman es itu kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kabar penetapan MAH sebagai tersangka disampaikan oleh Juru Bicara Divisi Humas Polri Kombes Pol Ade Yaya Suryana.

"MAH statusnya tersangka dan saat ini sedang diproses oleh Timsus," tuturnya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/9/2022), dilansir dari Antara.

Ade mengungkapkan, MAH berperan sebagai penyedia kanal atau akun Telegram bernama "Bjorkanism".

"Akun Telegram tersebut digunakan untuk mengunggah postingan milik Bjorka yang ada di website (laman)," jelasnya.

Baca juga: Pemuda Madiun Diduga Bantu Bjorka, Rabu Ditangkap, Jumat Pagi Pulang, Beberapa Jam Kemudian Ditetapkan Tersangka

Berdasarkan pemeriksaan terhadap MAH, ia mengunggah tiga materi pada 8, 9, dan 10 September 2022.

Pada 8 September 2022, MAH menyiarkan tulisan "Stop being idiot". Lalu, pada 9 September 2022, ia menyebarkan tulisan "The next leak will come from the president of Indonesia".

Kemudian, pada 10 September 2022, ia memublikasikan tulisan "To support people who are struggling by holding demonstration in indonesia regarding the price fuel oil. I will publish my pertamina database soon".

“Itu yang di-publish oleh tersangka, adapun motifnya membantu Bjorka agar terkenal dan dapat uang," bebernya.

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, MAH sempat ditangkap di rumahnya pada Rabu (14/9/2022) malam.

Pada Jumat pagi, MAH dipulangkan oleh polisi. Namun, berselang beberapa jam, MAH ditetapkan sebagai tersangka.

Baca juga: Diduga Bantu Bjorka, Pemuda Madiun Jadi Tersangka, Apa Perannya?

Tanggapan pengamat

Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, memberikan tanggapan terkait gegernya kasus peretasan yang dilakukan Bjorka.

Menurutnya, salah satu penyebab terjadinya kebocoran data pejabat ini karena sistem keamanan data yang buruk.

"Peretasan data terjadi karena sistem keamanan data buruk, SDM (sumber daya manusia) yang tidak mumpuni, ulah peretas," terangnya dalam pesannya kepada Kompas.com, Jumat.

Ia menilai, pemerintah perlu melakukan perbaikan serius agar kasus serupa tak terjadi.

"Pemerintah harus mengakui kelemahan-kelemahannya sehingga ada perbaikan serius," sebutnya.

Baca juga: Orangtua MAH Tak Percaya Anaknya Sosok di Balik Hacker Bjorka: Kami Tak Punya Komputer, Makan Sehari-hari Saja Repot

Di samping itu, terkait tuduhan yang dialamatkan kepada MSF, Hariqo menyampaikan bahwa MSF sangat membutuhkan pertolongan akibat doxing dan fitnah yang diterimanya.

"Dia sangat perlu pertolongan dari lurah, camat, kepala daerah, anggota DPRD atau DPR RI dari wilayah Cirebon, Jawa Barat, apalagi usia MSF masih 17 tahun," tandasnya.

Agar nama MSF kembali pulih, Hariqo memandang bahwa akun media sosial pemerintah Kabupaten Cirebon hingga akun Polri perlu ikut andil.

"Akun medsos Pemerintah Kabupatan Cirebon, Jawa Barat, dan akun medsos Polri perlu menjelaskan bahwa MSF adalah korban fitnah, jika memang ia tidak terbukti sebagai hacker yang mengaku Bjorka," paparnya.

Baca juga: Bingung Anaknya Disebut Bantu Hacker Bjorka, Ayah: Tadi Bebas Kok Sekarang Jadi Tersangka?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com