Salin Artikel

Kisah 2 Pemuda yang Dikaitkan dengan Bjorka

KOMPAS.com - Aksi Bjorka yang meretas data beberapa pejabat di Indonesia, menjadi bahan perbincangan.

Dua pemuda berinisial MSF (17) dan MAH (21) dikaitkan dengan aksi Bjorka.

Kedua pemuda tersebut berasal dari dua daerah berbeda. MSF merupakan warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat; sedangkan MAH tinggal di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Berikut kisah mereka.

MSF syok dituding sebagai Bjorka

MSF mengaku syok gara-gara dituding sebagai Bjorka.

Dia menceritakan, tuduhan tersebut berawal dari unggahan salah satu akun Instagram. Unggahan tersebut bahkan menampilkan alamat rumah MSF.

Pada Selasa (13/9/2022), akun Instagram MSF tiba-tiba dipenuhi komentar warganet yang bertanya soal dirinya adalah Bjorka. Tak sedikit komentar-komentar tersebut berisi kata-kata kasar.

Selain itu, MSF mengaku akun Instagram-nya pun sempat diretas.

“Di hari itu (Selasa), akun saya sempat di-hack. Tiba-tiba aplikasi keluar, dan berubah namanya menjadi anonim. Saya tidak bisa masuk dan mengakses. Kejadian itu sekitar pukul 14.00 WIB sampai sekitar pukul 17.00 WIB,” ujarnya, Rabu (14/9/2022), dilansir dari pemberitaan Kompas.com.

Ia tak menyangka dituding sebagai Bjorka. MSF pun menegaskan dirinya bukanlah Bjorka.

“Intinya, buat kalian semua yang mengira saya Bjorka, saya bukan Bjorka. Saya tegaskan saya bukan Bjorka,” ucapnya.

Terkait hal ini, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Cirebon Kota AKP Perida Apriani Sisera Panjaitan mengatakan, polisi telah mendalami tudingan itu.

Untuk memastikan kebenarannya, Polres Cirebon Kota berkoordinasi dengan Sub Direktorat (Subdit) Siber Direktorat Reserse Kriminal Khuhsus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat.

Berdasar pendalaman yang dilakukan timnya sejauh ini, Perida menuturkan bahwa tidak ditemukan keterlibatan MSF dalam aksi peretasan yang dilakukan Bjorka.

"Kami sudah mendalami dan menyelidiki, hasilnya tidak menemukan fakta-fakta yang berkaitan atau yang mengarah ke sana (keterlibatan MSF," ungkapnya, Sabtu (17/9/2022), dikutip dari Tribun Jabar.

Lain cerita dengan MAH. Pria yang berprofesi sebagai penjual minuman es itu kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kabar penetapan MAH sebagai tersangka disampaikan oleh Juru Bicara Divisi Humas Polri Kombes Pol Ade Yaya Suryana.

"MAH statusnya tersangka dan saat ini sedang diproses oleh Timsus," tuturnya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/9/2022), dilansir dari Antara.

Ade mengungkapkan, MAH berperan sebagai penyedia kanal atau akun Telegram bernama "Bjorkanism".

"Akun Telegram tersebut digunakan untuk mengunggah postingan milik Bjorka yang ada di website (laman)," jelasnya.

Berdasarkan pemeriksaan terhadap MAH, ia mengunggah tiga materi pada 8, 9, dan 10 September 2022.

Pada 8 September 2022, MAH menyiarkan tulisan "Stop being idiot". Lalu, pada 9 September 2022, ia menyebarkan tulisan "The next leak will come from the president of Indonesia".

Kemudian, pada 10 September 2022, ia memublikasikan tulisan "To support people who are struggling by holding demonstration in indonesia regarding the price fuel oil. I will publish my pertamina database soon".

“Itu yang di-publish oleh tersangka, adapun motifnya membantu Bjorka agar terkenal dan dapat uang," bebernya.

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, MAH sempat ditangkap di rumahnya pada Rabu (14/9/2022) malam.

Pada Jumat pagi, MAH dipulangkan oleh polisi. Namun, berselang beberapa jam, MAH ditetapkan sebagai tersangka.

Tanggapan pengamat

Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, memberikan tanggapan terkait gegernya kasus peretasan yang dilakukan Bjorka.

Menurutnya, salah satu penyebab terjadinya kebocoran data pejabat ini karena sistem keamanan data yang buruk.

"Peretasan data terjadi karena sistem keamanan data buruk, SDM (sumber daya manusia) yang tidak mumpuni, ulah peretas," terangnya dalam pesannya kepada Kompas.com, Jumat.

Ia menilai, pemerintah perlu melakukan perbaikan serius agar kasus serupa tak terjadi.

"Pemerintah harus mengakui kelemahan-kelemahannya sehingga ada perbaikan serius," sebutnya.

Di samping itu, terkait tuduhan yang dialamatkan kepada MSF, Hariqo menyampaikan bahwa MSF sangat membutuhkan pertolongan akibat doxing dan fitnah yang diterimanya.

"Dia sangat perlu pertolongan dari lurah, camat, kepala daerah, anggota DPRD atau DPR RI dari wilayah Cirebon, Jawa Barat, apalagi usia MSF masih 17 tahun," tandasnya.

Agar nama MSF kembali pulih, Hariqo memandang bahwa akun media sosial pemerintah Kabupaten Cirebon hingga akun Polri perlu ikut andil.

"Akun medsos Pemerintah Kabupatan Cirebon, Jawa Barat, dan akun medsos Polri perlu menjelaskan bahwa MSF adalah korban fitnah, jika memang ia tidak terbukti sebagai hacker yang mengaku Bjorka," paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/17/200200078/kisah-2-pemuda-yang-dikaitkan-dengan-bjorka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke