Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Viktor Laiskodat Sebut Kuota Haji NTT Diisi Jemaah dari Daerah Lain

Kompas.com - 18/08/2022, 23:09 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, meminta Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama setempat, membenahi pengaturan kuota haji asal NTT.

Viktor menyebut, terdapat dugaan kuota jemaah haji di NTT dipakai calon jemaah dari daerah lain. Padahal, kuota haji NTT sangat terbatas.

Baca juga: Saat Martinus Sajikan Tuak Manis Pakai Daun Lontar untuk Menteri PDTT dan Gubernur NTT

"Saya mendapat laporan dari salah satu ketua kloter jemaah haji asal NTT bahwa banyak jemaah haji asal NTT tidak bisa berbahasa Indonesia, pakai bahasa yang tidak dimengerti," kata Viktor, saat beraudiensi dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT dan jajarannya di ruang kerja Gubernur, Kamis (18/8/2022).

Viktor mengatakan, ditemukan kiriman koper kosong dari Kupang yang diambil di Surabaya. Banyak jemaah haji di NTT yang naik pesawat dari Surabaya.

"Pak Kakanwil, tolong cek hal ini secara serius. Hal-hal begini harus kita bersihkan dan benahi," tegas Viktor.

Viktor tak mempermasalahkan jika calon jemaah merupakan warga dari daerah lain yang sudah lama bermukim dan mencari nafkah di NTT.

Masalahnya, calon jemaah tersebut hanya menumpang dan mengambil jatah kuota haji Provinsi NTT.

"Kuota kita sudah sangat terbatas, dan banyak masyarakat kita yang sudah kumpulkan uang bertahun-tahun untuk pergi naik haji. Tolong sampaikan hal ini kepada menteri dan dirjen yang urus hal ini supaya diperhatikan secara serius," kata Viktor.

Viktor menegaskan, terkait penetapan kuota dan syarat-syarat ini memang menjadi tanggung jawab dan wewenang pemerintah pusat.

Namun, Kementerian Agama Provinsi NTT, harus aktif melakukan verifikasi. Viktor meminta Kemenag NTT tak hanya berpatokan pada syarat administrasi.

Dia juga meminta Kanwil Kementerian Agama NTT, segera berkoordinasi dengan pemerintah Kota Kupang dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk verifikasi faktual di lapangan.

"Cek KTP-nya dan tinggal di mana di Kota Kupang. Ini jadi dasar laporan dan bukti kita ke Menteri Agama," imbuhnya.

"Tidak perlu takut untuk lakukan pembenahan, saya dukung penuh untuk ini. Sesudah itu koordinasikan juga ke bupati di seluruh NTT untuk lakukan verifikasi faktual di lapangan untuk tahu apakah jemaah haji yang sudah berangkat itu benar menetap di NTT atau tidak,"sambung dia.

Tahun depan, Viktor berharap kuota haji Provinsi NTT benar-benar diisi penduduk yang bermodisili di wilayah itu.

Viktor mengaku, akan membicarakan hal ini dengan Presiden termasuk soal kuota lainnya, seperti penetapan calon anggota Polri dan TNI.

"Jangan orang dari daerah lain yang ambil jatah kuota dari NTT,"kata Viktor.

Menanggapi hal ini, Kepala Kantor Kementerian Agama NTT Reginaldus Saferinus Serang mengatakan, akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Kupang dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk melakukan verifikasi faktual di lapangan terkait jemaah haji asal NTT yang sudah berangkat pada 2022.

Baca juga: Cerita 2 Polisi di NTT Temukan Uang Rp 7,5 Juta di Jalan lalu Mengembalikan kepada Pemiliknya

"Kami memang hanya berpatokan pada syarat administrasi yang telah ditetapkan yakni KTP. Kami berjanji akan menindaklanjuti arahan bapak Gubernur ini," ujar Regi.

Untuk diketahui kuota jemaah haji untuk Provinsi NTT tahun ini adalah sebanyak 305 orang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com