LAMPUNG, KOMPAS.com- "Acting Residen" atau kepala pemerintahan darurat Lampung Mr Gele Harun dianugerahkan gelar Pejuang Kemerdekaan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat.
Taktiknya bergerilya di kabupaten tersebut saat Agresi Militer II Belanda ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat penjajah menguasai sejumlah ibu kota.
Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada Mr Gele Harun sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan tersebut.
"Kita memberikan piagam penghargaan terhadap Gele Harun atas perjuangan beliau melawan penjajah," kata Parosil saat dihubungi, Rabu (17/8/2022).
Baca juga: Kisah 2 Veteran Perang Timor Timur, Pensiun Cuma soal Administrasi
Penghargaan ini diberikan kepada ahli waris Mr Gele Harun yaitu putra bungsunya Mulkarnaen Gele Harun.
Parosil menuturkan, dari studi literasi sejarah Kecamatan Way Tenong di Lampung Barat menjadi pusat pemerintahan dan "benteng terakhir" saat Agresi Militer II Belanda di Lampung.
Ketika itu ibukota Provinsi Lampung yakni Tanjung Karang sudah dikuasai oleh militer Belanda.
Baca juga: Jejak Perjuangan di Gedung Joang 45: Hotel Mewah yang Jadi Markas Pemuda Revolusioner
Mr Gele Harun yang kala itu bertindak selaku acting residen menggantikan Residen Sukardi pada 5 Januari 1949 memilih taktik gerilya di Kabupaten Lampung Barat agar tidak tertangkap oleh Belanda.
Strategi ini juga sesuai perintah kilat No.1 Panglima Besar Jendral Sudirman kepada seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia.
"Gele Harun menjadikan Lampung Barat sebagai benteng pertahanan terakhir. Kondisi geografis alam Lampung Barat mendukung taktik gerilya ini," kata Parosil.
Baca juga: Masjid Kauman Semarang, Cikal Bakal Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Punya Ornamen Bintang Daud
Jarak tempuh gerilya Gele Harun ini mencapai 312 kilometer dengan rute perbukitan dan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Rute perang gerilya Gele Harun ini dimulai dari Tanjung Karang (Bandar Lampung) – Pringsewu – Talang Padang – Ulu Belu – Way Tenong – Bukit Kemuning dan kembali ke Bandar Lampung.
"Dalam perjuangannya bergerilya dengan keterbatasan medis, Gele Harun harus kehilangan putrinya, Herlinawati yang kini dimakamkan di Pekon Sukaraja, Way Tenong," kata Parosil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.