Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Kauman Semarang, Cikal Bakal Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Punya Ornamen Bintang Daud

Kompas.com - 16/08/2022, 16:20 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Masjid Kauman Semarang yang berada di Kampung Kauman, Kota Semarang, Jawa Tengah menjadi cikal bakal perjuangan kemerdekaan Indonesia di Kota Lumpia.

Di tempat tersebut dr Agus mengumandangkan kemerdekaan Indonesia di atas mimbar khotbah masjid sebelum terjadinya perang lima mulai 14-19 Oktober 1945.

Sampai saat ini, mimbar masjid yang digunakan untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia oleh dr Agus masih digunakan.

Baca juga: Cerita Masjid Kauman Semarang, Dikepung Tentara Jepang karena Umumkan Kemerdekaan Indonesia

Selain mimbar, Masjid Kauman Semarang juga menyimpan beberapa ornamen seperti pintu dan atap yang masih asli sejak 1889.

Menariknya, masjid yang awalnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Semarang itu juga mempunyai lambang berupa lingkaran Bintang Daud.

Lingkaran Bintang Daud itu identik dengan simbol agama Yahudi.

Lambang Bintang Daud tersebut terpampang jelas menjadi ornamen gerbang utama Masjid Agung Kauman Semarang.

Selain itu, lambang bintang Daud juga bisa dilihat di pintu sisi timur masjid yang menghadap ke pertokoan Jalan Kauman.

Pengurus takmir Masjid Kauman Semarang, Muhaimin mengatakan, lambang Bintang Daud tersebut sudah ada sejak Masjid Kauman Semarang dibangun.

Baca juga: Kampung-kampung Kauman di Indonesia: Solo, Jogja, hingga Kalimantan

"Sudah ada sejak lama," jelasnya saat ditemui di Masjid Kauman Semarang, Selasa (16/8/2022).

Berdasarkan data yang pernah dia baca, arsitek Masjid Kauman Semarang beragama Yahudi. Wajar jika bangunannya menonjolkan lambang Bintang Daud.

"Arsiteknya agamanya Yahudi. Jadi dari desainnya juga menonjolkan lambang bintang Daud atau simbolnya Yahudi," ujarnya.

Beberapa waktu yang lalu, pernah ada rencana untuk menghapus simbol bintang Daud yang ada di Masjid Kauman Semarang, namun niat tersebut diurungkan.

"Ya karena menjadi bagian dari sejarah akhirnya tak jadi dihapus. Tapi bukan berarti Masjid Kauman Semarang seolah memuja Yahudi," imbuh Muhaimin.

Baca juga: Sejarah Kauman: Kampungnya Abdi Dalem Ahli Agama

Jejak Nicolas Harting

Selain mempunyai ornamen lambang bintang Daud yang identik dengan Yahudi, di Masjid Kauman Semarang juga terdapat tanda tangan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Nicolas Harting.

Nicolas Harting menuliskan tahun pendirian pertama Masjid Kauman Semarang pada tahun 1750. Sampai saat ini, prasasti tersebut masih bisa dilihat.

"Masjid Kauman Semarang terbakar tanggal 11 April 1880 akibat dari sambaran guntur. Lalu Masjid Kauman kembali dibangun pada 1889 di sini," ujarnya.

Selanjutnya, Masjid Kauman Semarang dibangun dengan ciri khas kuncup bertingkat tiga. Selain itu, masjid tersebut juga memakai kayu jati untuk membangun pilar yang berjumlah 36.

"Pilar tersebut diambil dari ayat enam dalam Al Quran. Sampai saat ini pilar itu juga masih terjaga keasliannya," paparnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

5 Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi Dibawa ke RSAM Bukittinggi

5 Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi Dibawa ke RSAM Bukittinggi

Regional
Propam Tahan Oknum Polisi yang Diduga Cabuli Mahasiswi di Mataram

Propam Tahan Oknum Polisi yang Diduga Cabuli Mahasiswi di Mataram

Regional
Tim SAR Kesulitan Evakuasi 6 Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi

Tim SAR Kesulitan Evakuasi 6 Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi

Regional
Tiga Bocah SD yang Tenggelam di Purworejo Semua Ditemukan Tewas

Tiga Bocah SD yang Tenggelam di Purworejo Semua Ditemukan Tewas

Regional
Bertambah, 5 Jenazah Korban Erupsi Gunung Marapi Telah Diidentifikasi

Bertambah, 5 Jenazah Korban Erupsi Gunung Marapi Telah Diidentifikasi

Regional
Cerita Penari Ja'i Menari bersama Presiden Jokowi: Saya Deg-degan

Cerita Penari Ja'i Menari bersama Presiden Jokowi: Saya Deg-degan

Regional
Rel yang Tertutup Longsor di Banyumas Sudah Bisa Dilalui KA dengan Kecepatan Terbatas

Rel yang Tertutup Longsor di Banyumas Sudah Bisa Dilalui KA dengan Kecepatan Terbatas

Regional
Nuraini Kehilangan Rp 90 Juta Setelah Badannya Ditepuk Perempuan Tak Dikenal di Pasar

Nuraini Kehilangan Rp 90 Juta Setelah Badannya Ditepuk Perempuan Tak Dikenal di Pasar

Regional
Presiden Jokowi Minta Warga Miskin yang Belum Terima Bansos Lapor ke RT

Presiden Jokowi Minta Warga Miskin yang Belum Terima Bansos Lapor ke RT

Regional
Gunung Anak Krakatau Meletus Selasa Dini Hari, Lontarkan Abu 700 Meter

Gunung Anak Krakatau Meletus Selasa Dini Hari, Lontarkan Abu 700 Meter

Regional
Update Erupsi Gunung Marapi, 12 Pendaki dan 8 Jenazah Belum Dievakuasi

Update Erupsi Gunung Marapi, 12 Pendaki dan 8 Jenazah Belum Dievakuasi

Regional
Susi Pudjiastuti Berharap KKB Bebaskan Kapten Philip Sebelum Natal

Susi Pudjiastuti Berharap KKB Bebaskan Kapten Philip Sebelum Natal

Regional
Pengungsi Rohingya Terdampar di Sabang Dipindahkan Warga ke Halaman Kantor Wali Kota

Pengungsi Rohingya Terdampar di Sabang Dipindahkan Warga ke Halaman Kantor Wali Kota

Regional
Video Penggantian Bantuan Usai Difoto, Dinsos Kabupaten Semarang Tegur Petugas yang Bertanggung Jawab

Video Penggantian Bantuan Usai Difoto, Dinsos Kabupaten Semarang Tegur Petugas yang Bertanggung Jawab

Regional
Terjebak di Gunung Marapi yang Meletus, 2 Mahasiswa Universitas Islam Riau Tewas

Terjebak di Gunung Marapi yang Meletus, 2 Mahasiswa Universitas Islam Riau Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com