Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Makassar Dukung Wali Kota, Kiranya Presiden dan Menhub Bisa Mendengar

Kompas.com - 12/08/2022, 22:59 WIB
Hendra Cipto,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - DPRD Kota Makassar mendukung Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto memperjuangkan masyarakat agar tidak kebanjiran karena jalur kereta api dengan konsep (grounded, landed, at grade) di atas tanah.

Menurut Ketua DPRD Kota Makassar, Rudianto Lallo yang dikonfirmasi, Jumat (12/8/2022) mengatakan, pihaknya mendukung Wali Kota Makassar memperjuangkan masyarakat agar tidak terdampak banjir dari konsep landed.

"Posisi Pak Wali di sini membela rakyat, agar tidak terdampak banjir dan sebagainya yang ditimbulkan efek konsep landed. Apalagi, lokasi Penlok daerah pesisir pantai di Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea. Jelas kami mendukung Pak Wali Kota Makassar," kata Rudianto.

Rudianto berharap, keinginan Pemerintah Kota Makassar terkait pembangunan rel kereta api dengan konsep melayang (elevated) dapat terlaksana.

Baca juga: Gibran: Saya Tidak Terima Warga Saya Digituin, Paspampresnya Juga Tidak Mengawal Siapa-siapa

 

Dia pun berharap Menteri Perhubungan dan Presiden mendengar masalah ini.

"Pemerintah Kota Makassar bisa berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan, menyurati Presiden dan lainnya. Bahwa kota-kota besar konsep elevated, Makassar kota terbesar di Indonesia Timur, kok landed," ujar dia.

Rudianto meminta semua pihak harus menahan diri dan mencari solusi.

Apa yang disampaikan oleh Wali Kota sesuai dengan konsep ide awal.

"Dengan konsep landed ini, malah berbahaya bagi Kota Makassar hingga menjadi polemik antara Pemerintah Kota Makassar dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel," ujar dia.

Rudianro mencontoh, beberapa kota besar seperti Medan dan Palembang semua konsep jalur kereta api elevated.

 

Kenapa Makassar dibedakan dan dikatakan tidak bisa pakai elevated karena terkendala biaya.

"Ini kan proyek strategi nasional, sudah pasti harus diterima. Tidak ada kata menolak soal proyek kereta api di Kota Makassar. Tapi, kan konsep ide awal elevated, sehingga Wali Kota Makassar menagih. Kalau persoalan agaran mahal, itu kan persoalan lain. Bicara dulu dengan pihak Kementerian Perhubungan," ujar dia.

Rudianto mengungkapkan, jika DPRD Makassar akan memfasilitasi agar ada kesepahaman terkait konsep rel kereta api yang akan dibangun.

"Sudah pernah dilakukan rapat dengar pendapat sebanyak 1 kali, namun masih membahas seputar pembebasan lahan. Rencananya DPRD Makassar segera memfasilitasi kembali rapat dengar pendapat terkait mencari solusi terbaik. Secepatnyalah kami gelar rapat dengar pendapat lagi soal konsep elevated atau landed jalur kereta api di Kota Makassar," papar dia.

Baca juga: Ahli Menilai Konsep Elevated Rel Kereta Api Makassar Lebih Ramah Lingkungan dan Aman bagi Warga

Diketahui, proyek nasional kereta api Makassar-Parepare dibangun sudah beberapa tahun lalu.

Namun, proyek tersebut belum selesai dan baru dibangun di Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.

Sedangkan Kota Makassar baru mau dikerjakan, namun terjadi silang pendapat hingga perseteruan terjadi antara Pemerintah Kota Makassar dengan Pemerintah Provinsi Selatan dan BPKA Sulsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB SMAN/SMKN di Jateng, Kuotanya Capai 225.230 Kursi

PPDB SMAN/SMKN di Jateng, Kuotanya Capai 225.230 Kursi

Regional
Sakit Hati Disebut Kere, Buruh Bangunan di Grobogan Bunuh Rentenir

Sakit Hati Disebut Kere, Buruh Bangunan di Grobogan Bunuh Rentenir

Regional
KPU Kota Serang Terima Dana Hibah Rp 28 Miliar untuk Pilkada 2024

KPU Kota Serang Terima Dana Hibah Rp 28 Miliar untuk Pilkada 2024

Regional
Buron 1 Tahun, Ayah Pemerkosa Anak Kandung di Aceh Timur Dibekuk

Buron 1 Tahun, Ayah Pemerkosa Anak Kandung di Aceh Timur Dibekuk

Regional
Program 'Makan Siang Gratis' Berubah Jadi 'Makan Bergizi Gratis', Budiman Sudjatmiko Ungkap Alasannya

Program "Makan Siang Gratis" Berubah Jadi "Makan Bergizi Gratis", Budiman Sudjatmiko Ungkap Alasannya

Regional
Pantai Jodo di Batang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Jodo di Batang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
KSP Kopdit Pintu Air Minta Perbaikan Jalan, Pj Bupati Sikka: Saya Tidak Janji tapi Saya Catat

KSP Kopdit Pintu Air Minta Perbaikan Jalan, Pj Bupati Sikka: Saya Tidak Janji tapi Saya Catat

Regional
Keluarga Kalin Puas Pratu FS Jadi Tersangka, Minta Pelaku Dihukum Mati

Keluarga Kalin Puas Pratu FS Jadi Tersangka, Minta Pelaku Dihukum Mati

Regional
3 Desa di Bangka Belitung Terendam Banjir, 225 Jiwa Terdampak

3 Desa di Bangka Belitung Terendam Banjir, 225 Jiwa Terdampak

Regional
Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya

Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya

Regional
Siswi SD di Padang Pariaman Tewas Terbakar Saat Gotong Royong di Sekolah, Luka Bakar 80 Persen

Siswi SD di Padang Pariaman Tewas Terbakar Saat Gotong Royong di Sekolah, Luka Bakar 80 Persen

Regional
Kapal Pengangkut Karam, 40 Ton Beras Bulog Basah

Kapal Pengangkut Karam, 40 Ton Beras Bulog Basah

Regional
Jalur Pantura Semarang-Demak Macet Parah, Apa Penyebabnya?

Jalur Pantura Semarang-Demak Macet Parah, Apa Penyebabnya?

Regional
Jalan Provinsi dan Negara di Rejang Lebong Terhantam Longsor

Jalan Provinsi dan Negara di Rejang Lebong Terhantam Longsor

Regional
Seorang Anak Hilang Terseret Ombak di Pantai Jetis Cilacap

Seorang Anak Hilang Terseret Ombak di Pantai Jetis Cilacap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com