Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Peringati HUT Ke-65 Riau, Gubernur Syamsuar Paparkan Keberhasilan Proker Pemprov Riau

Kompas.com - 09/08/2022, 17:08 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Untuk capaian keempat adalah kemiskinan. Pada Maret 2022, tingkat kemiskinan di Riau juga menurun, yaitu 6,78 persen dibanding dengan Maret 2021 yang mencapai 7,12 persen.

“Demikian pula dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau sebesar 4,40 persen per Februari 2022. Persentase ini lebih rendah dari capaian nasional sebesar 5,83 persen,” jelas Syamsuar.

Baca juga: Berdayakan Bambu Jadi Tusuk Sate, Desa Ini Mampu Atasi Pengangguran

Kemudian, capaian kelima yaitu indeks daya saing daerah di Riau.

Pada 2021, indeks daya saing daerah di Riau mencapai 2,9890 poin kategori tinggi. Nilai ini meningkat dibandingkan pada 2020 yang mencapai 2,2399 poin kategori sedang.

“Untuk Indek Kebudayaan Provinsi Riau pada 2019 berada pada peringkat ke tujuh nasional dan pada 2020 berada di peringkat empat nasional,” jelas Syamsuar.

Komitmen berikan bantuan keuangan

Selain capaian tersebut, Syamsuar mengungkapkan bahwa Pemprov Riau juga terus berkomitmen memberikan bantuan keuangan untuk 1.591 desa.

Bantuan yang diberikan sejak 2019 hingga saat ini, kata dia, adalah sebagai upaya meningkatkan kemandirian desa.

Baca juga: Pengentasan Kemiskinan di Jatim Tertinggi Nasional, Khofifah: Berkat Kemandirian Desa

“Program Bantuan Keuangan Khusus (BKK) kepada desa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keuangan desa dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan. Dengan ini diharapkan lebih banyak terwujudnya desa mandiri,” imbuh Syamsuar.

Untuk diketahui, sebelum adanya BKK desa, jumlah desa mandiri di Riau pada 2019 hanya sebanyak 10 desa.

Kemudian, ada 163 desa maju, 951 desa berkembang, 422 desa tertinggal, dan 45 desa sangat tertinggal.

“Akan tetapi, setelah adanya program BKK kepada desa pada 2022 telah memberikan dampak positif,” kata Syamsuar.

Dampak baik tersebut dibuktikan dari adanya 159 desa mandiri, 517 desa maju, 80 desa berkembang, desa tertinggal menurun menjadi 87 desa, dan desa sangat tertinggal menurun menjadi 24 desa.

Baca juga: 122 Desa Sangat Tertinggal di Indonesia Naik Drastis Jadi Desa Mandiri

Jika dilihat dari perkembangan Indeks Desa Membangun (IDM), jelas Syamsuar, perkembangan desa maju dan desa mandiri mengalami penambahan yang signifikan.

Pada 2019 hingga 2022, rata-rata pertumbuhan desa maju sebesar 48,59 persen per tahun, sedangkan untuk kategori desa mandiri tumbuh sebesar 211,0 persen per tahun.

“Demikian halnya dengan perkembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) di Provinsi Riau,” ujar Syamsuar.

Ia mengungkapkan, jumlah BUMDesa di Provinsi Riau pada 2018 sebanyak 1.192 unit.

Setelah program BKK kepada desa diluncurkan pada 2019 hingga saat ini, kata Syamsuar, perkembangan BUMDesa pada 2022 meningkat menjadi 1.591 unit dengan klasifikasi BUMDesa maju sebanyak 202 unit.

Baca juga: Gus Halim Sebut Pembentukan BUMDesa Bersama Selamatkan Aset Dana Eks PNPM Rp 12,7 Triliun

Kemudian, BUMDesa berkembang sebanyak 386 unit, disusul pertumbuhan BUMDesa sebanyak 442 dan BUMDesa dasar 561 unit.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com