Setelah perampasan, kapal Betsy dan muatannya dibawa ke Batavia.
Tindakan tanpa sepengetahuan dan seizin kerjaan Riau yang menyebabkan kemarahan Raja Haji Fisabilillah.
Raja Haji Fisabilillah mengirimkan surat protes kepada gubernur Malaka. Karena suratnya tidak dijawab, Ia kemudian berangkat ke Johor karena suratnya tidak dijawab.
Gubernur Melaka mengatakan pernapasan kapal dilakukan tanpa bantuan Kerajaan Riau. Sejumlah alasan lain juga disampaikan ke Raja Haji Fisabilillah.
Namun Raja Haji Fisabilillah tetap menganggap tindakan Belanda telah melanggar kedaulatan Kerajaan Riau.
Raja Haji Fisabilillah kemudian mengembalikan surat perjanjian yang telah ditandatangani bersama sebelumnya kepada Belanda. Bahkan dikatakan surat tersebut disobek oleh Raja Haji Fisabilillah.
Sikap yang ditunjukkan Raja Haji Fisabilillah juga membuat Belanda tersinggung.
Raja Haji Fisabilillah kemudian kembali dan memperkuat diri untuk persiapan berperang. Pertahanan diperkuat dengan membangun beberapa kubu startegis dan menambah armada serta senjata.
Tak sebatas itu saja, pasukan laut Kerajaan Riau-Lingga mulai melakukan gangguan perdagangan Belanda di Selat Melaka, dengan memaksa pedagang yang akan ke Melaka agar berbalik ke Riau. Bagi yang membangkang akan dirampas atau ditenggelamkan.
Kondisi ini membuat Belanda geram dan membuat meletusnya perang.
Pada tanggal 18 Juni 1873 Gubernur Melaka mengirim ekspedisinya ke Riau dengan jumlah 910 personil. Tapi Raja Haji Fisabilillah dapat mematahkannya.
Kompeni Belanda kembali menambahkan bantuan dengan mengerahkan sejumlah kapal untuk melakukan pengepungan di Perairan Riau.
Lebih kurang 7 bulan mengepung perairan Riau, Belanda tetap tidak mampu menundukkan kekuatan pasukan Kerajaan Riau-Lingga.
Belanda sempat membujuk Raja Haji Fisabilillah untuk menyelesaikan persoalan melalui perundingan. Tapi tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Raja Haji Fisabilillah. Ia men hal itu hanya sebuah siasat licik Belanda.
Akhirnya Belanda memutuskan untuk melakukan serangan umum besar besaran ke benteng benteng pertahanan kerajaan Riau. Diantaranya Pulau Penyengat, Teluk Keriting, Senggarang, Tanjungpinang, Pulau Bayan dan beberapa lokasi lain.
Serangan dilancarkan menjelang pagi pada tanggal 6 Januari 1784. Kapal-kapal perang Belanda menyerang jalan masuk Negeri Riau dan juga dibalas oleh sarang-sarang meriam Kerajaan Riau.
Sebelum siang hari, Belanda berhasil membungkam sarang meriam di Pulau Penyengat. Sejumlah perahu pasukan Kerajaan Riau juga berhasil ditenggelamkan Belanda.
Bahkan satu dentasemen serdadu Perancis yang bersekutu dengan Belanda berhasil melakukan pendaratan dan merebut sebuah bukit, Stoppelaarsberg di Tanjungpinang.
Namun pasukan Kerajaan Riau berhasil menghancurkan kapal terbesar Belanda, bernama Malaka's Welvaren.
Hal ini membuat kapal-kapal Belanda lain mundur. Detasemen Perancis yang sebelumnya berhasil mendarat juga kocar-kacir dan banyak yang menjadi korban.
Dengan begitu serangan umum Belanda ke Kerajaan Riau gagal.
Baca juga: 5 Pahlawan Nasional yang Berjuang Sebelum 1908
Tak sampai disitu saja, tindakan Raja Haji Fisabilillah kembali mengejutkan Belanda. Tanggal 13 Februari 1784 Raja Haji Fisabilillah bersama 1.000 pasukannya mendarat di teluk Ketapang lebih kurang 5 km sebelah timur kota Melaka.
Bersama dengan Sultan Ibrahim dari Selangor Malaysia, Raja Haji Fisabilillah melakukan serangan menggempur Melaka. Gempuran ini membuat Belanda di Melaka terdesak.
Di saat itulah satuan armada kerajaan Belanda yang melakukan perjalanan ke Makasar dan Maluku diperintahkan Pemerintah Tinggi DI Batavia ke Melaka.
Armada dipimpin oleh Jacob Pieter Van Braam dengan kekuatan 9 kapal perang, 2.130 personel dan 327 pucuk meriam kemudian ikut berperang melawan Raja Haji Fisabilillah.
Pada tanggal 18 Juni 1784, sebanyak 734 pasukan bersenjata lengkap menggempur kubu pertahanan Raja Haji Fisabilillah di Teluk Ketapang.
Perangpun berkecamuk. Raja Haji Fisabilillah bersama seluruh panglima perang dan sekitar 500 pasukan Kerajaan Riau gugur dalam pertempuran itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.