Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Raja Haji Fisabilillah, Pahlawan Nasional Asal Kepri yang Dianggap Viking oleh Penjajah Belanda

Kompas.com - 09/08/2022, 15:51 WIB
Elhadif Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Perlawanan terhadap penjajahan Belanda terjadi di semua daerah di Indonesia. Tak terkecuali di daerah kerajaan Riau-Lingga, yang saat ini berada di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Provinsi Kepri sendiri berada di daerah terluar negara yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga.

Satu pahlawan Nasional yang terkenal di Kepri adalah Raja Haji Fisabilillah. Bahkan namanya disematkan di Bandara Kota Tanjungpinang, yaitu Bandara RHF (Raja Haji Fisabilillah).

Baca juga: Daftar 10 Pahlawan Nasional Asal Yogyakarta, Ada Ki Hajar Dewantara

Kisah dari raja Kerajaan Riau dengan gelar Yang Dipertuan Muda Riau IV ini sangat menarik.

Dalam buku "Riwayat Singkat Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah" yang diterbitkan Pemerintah Kota Tanjungpinang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang tahun 2007, tertulis bahwa penjajah Belanda sangat membenci Raja Haji Fisabilillah.

Penjajah Belanda sampai memberinya gelar sebagai perompak, lanun, avinturir, raja api ataupun gelar-gelar sejenis lainnya.

Bahkan Belanda juga menyamakan Raja Haji Fisabilillah dan angkatan perangnya seperti bangsa Viking yang disebut sebagai penjarah laut di kawasan Eropa Utara.

Di sisi lain, gelar-gelar yang diberikan Belanda membuktikan kebesaran dan kehebatannya menentang penjajahan Belanda.

Raja Haji Fisabilillah dipandang Belanda sebagai tokoh sangat berbahaya karena pengaruhnya di sepanjang Selat Malaka yang merupakan jalur strategis perdagangan ataupun pelayaran.

"Raja Haji Fisabilillah ini melakukan perjuangan atau perlawanan fisik terhadap penjajah Belanda," kata Kasubag TU Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Kepulauan Riau, Zulkifli Harto, di Tanjungpinang, Selasa (9/8/2022).

Silsilah Raja Haji Fisabilillah

Raja Haji Fisabilillah yang berdarah bangsawan Melayu dan Bugis lahir di Hulu Riau sekitar tahun 1727.

Orangtuanya adalah Daeng Celak (Yang Dipertuan Muda Riau II) dan Tengku Mandak, adik dari Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (Yang Dipertuan Muda Riau I).

Setelah Daeng Celak meninggal dunia, digantikan oleh pamannya Daeng Kamboja, yang bergelar Yang di-Pertuan Muda Riau III.

 

Monumen Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang.Wikimedia Commons Monumen Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang.

Raja Haji Fisabilillah dibina oleh pamannya itu dan diangkat sebagai Sultan Kelana, yang merupakan jabatan resmi di pemerintahan.

Dalam jabatan tersebut Raja Haji Fisabilillah memiliki tugas menjaga keamanan dan keutuhan segenap wilayah kekuasaan kerajaan Riau. Kemudian Ia juga bertugas mengunjungi negeri-negeri tetangga.

Ketika berkunjung ke Selangor pada tahun 1757, Raja Haji Fisabilillah terlibat perang dengan Belanda, yaitu Perang Linggi.

Dalam Perang Linggi, Raja Haji Fisabilillah mengalami luka. Namun Ia berhasil mengamankan Selangor dari rongrongan Belanda dan sekutu-sekutunya.

Pada tahun 1777, Raja Haji Fisabilillah diangkat sebagai Yang Dipertuan Muda Riau IV menggantikan Daeng Kamboja yang meninggal dunia.

"Beliau ini raja Kerajaan Riau-Lingga. Banyak dekade pemerintahan kerajaan Riau. Ada sebelumnya Kerajaan Johor, Pahang, Riau, Lingga. Terakhir Riau-Lingga," kata Kasubag TU Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Kepulauan Riau, Zulkifli Harto.

Sebagai pemimpin kerjaan, Raja Haji Fisabilillah bertanggung jawab penuh atas kelancaran pemerintahan, keamanan dan kemakmuran rakyat wilayah kerajaan Riau.

Raja Haji Fisabilillah memiliki watak pemberani, cerdas dan peka.

 

Di tahun 1874, Raja Haji Fisabilillah gugur dalam pertempuran melawan Penjajah Belanda di Teluk Ketapang. Ia dikuburkan di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri.

Pada bulan Agustus 1997, Raja Haji Fisabilillah diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan keputusan Presiden RI nomor: 072/TK/1997.

Perlawanan melawan penjajah

Raja Haji Fisabilillah mengikuti dengan cermat tindakan dari Belanda. Ia juga mencermati segala tipu daya Belanda.

Pemimpin kerajaan Riau-Lingga itu mengikuti kegiatan politik dan ekonomi Belanda di sepanjang selat Malaka.

Raja Haji Fisabilillah sangat anti dengan Bangsa Belanda yang serakah dan tak tau diri serta ingin mencampuri dan mengambil hak yang sah di setiap kerajaan.

Dia semakin anti dengan sikap Belanda yang menjadikan Perang Linggi sebagai alasan untuk menuntut kerajaan Riau membayar ganti rugi.

Sikap Belanda itu seperti ungkapan dalam tradisi lisan di Kerajaan Melayu, "seperti Belanda minta tanah, dapat tanah minta rumah".

Penyebab perlawanan berupa perang yang dilakukan oleh Raja Haji Fisabilillah karena Belanda melanggar perjanjian.

Sebelum Raja Haji Fisabilillah berkuasa, Belanda bersama tiga negeri pernah membuat perjanjian di Port Filipina pada tanggal 1 Januari 1758, atau di akhir Perang Linggi.

Perjanjian itu lebih dikenal sebagai perjanjian persabatan, perdamaian dan teman serikat. Ditandatangani oleh Daeng Kamboja atas nama Riau, Raja Tua atas nama Klang dan Raja Adil atas nama Rembau.

Perjanjian dengan Belanda juga dibuat di saat Raja Haji Fisabilillah berkuasa. Diantara isinya adalah pembagian harta rampasan yang harus dibagi dua.

Namun Belanda melanggar perjanjian hingga dan dirasa tidak menghormati hak-hak Kerajaan Riau yang berdaulat.

Di mana pada tahun 1782, pihak Belanda melakukan perampasan terhadap kapal Inggris, yang saat itu merupakan musuh Belanda, bernama Betsy yang bermuatan 1.154 peti candu.

Sebelum perampasan, Raja Haji Fisabilillah telah melaporkan kehadiran kapal Betsy kepada Gubernur VOC di Malaka, Pieter gerendus de Bruijin.

 

Setelah perampasan, kapal Betsy dan muatannya dibawa ke Batavia.

Tindakan tanpa sepengetahuan dan seizin kerjaan Riau yang menyebabkan kemarahan Raja Haji Fisabilillah.

Raja Haji Fisabilillah mengirimkan surat protes kepada gubernur Malaka. Karena suratnya tidak dijawab, Ia kemudian berangkat ke Johor karena suratnya tidak dijawab.

Gubernur Melaka mengatakan pernapasan kapal dilakukan tanpa bantuan Kerajaan Riau. Sejumlah alasan lain juga disampaikan ke Raja Haji Fisabilillah.

Namun Raja Haji Fisabilillah tetap menganggap tindakan Belanda telah melanggar kedaulatan Kerajaan Riau.

Raja Haji Fisabilillah kemudian mengembalikan surat perjanjian yang telah ditandatangani bersama sebelumnya kepada Belanda. Bahkan dikatakan surat tersebut disobek oleh Raja Haji Fisabilillah.

Sikap yang ditunjukkan Raja Haji Fisabilillah juga membuat Belanda tersinggung.

Raja Haji Fisabilillah kemudian kembali dan memperkuat diri untuk persiapan berperang. Pertahanan diperkuat dengan membangun beberapa kubu startegis dan menambah armada serta senjata.

Tak sebatas itu saja, pasukan laut Kerajaan Riau-Lingga mulai melakukan gangguan perdagangan Belanda di Selat Melaka, dengan memaksa pedagang yang akan ke Melaka agar berbalik ke Riau. Bagi yang membangkang akan dirampas atau ditenggelamkan.

Kondisi ini membuat Belanda geram dan membuat meletusnya perang.

Pada tanggal 18 Juni 1873 Gubernur Melaka mengirim ekspedisinya ke Riau dengan jumlah 910 personil. Tapi Raja Haji Fisabilillah dapat mematahkannya.

Kompeni Belanda kembali menambahkan bantuan dengan mengerahkan sejumlah kapal untuk melakukan pengepungan di Perairan Riau.

Lebih kurang 7 bulan mengepung perairan Riau, Belanda tetap tidak mampu menundukkan kekuatan pasukan Kerajaan Riau-Lingga.

Belanda sempat membujuk Raja Haji Fisabilillah untuk menyelesaikan persoalan melalui perundingan. Tapi tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Raja Haji Fisabilillah. Ia men hal itu hanya sebuah siasat licik Belanda.

Akhirnya Belanda memutuskan untuk melakukan serangan umum besar besaran ke benteng benteng pertahanan kerajaan Riau. Diantaranya Pulau Penyengat, Teluk Keriting, Senggarang, Tanjungpinang, Pulau Bayan dan beberapa lokasi lain.

Serangan dilancarkan menjelang pagi pada tanggal 6 Januari 1784. Kapal-kapal perang Belanda menyerang jalan masuk Negeri Riau dan juga dibalas oleh sarang-sarang meriam Kerajaan Riau.

Sebelum siang hari, Belanda berhasil membungkam sarang meriam di Pulau Penyengat. Sejumlah perahu pasukan Kerajaan Riau juga berhasil ditenggelamkan Belanda.

Bahkan satu dentasemen serdadu Perancis yang bersekutu dengan Belanda berhasil melakukan pendaratan dan merebut sebuah bukit, Stoppelaarsberg di Tanjungpinang.

Namun pasukan Kerajaan Riau berhasil menghancurkan kapal terbesar Belanda, bernama Malaka's Welvaren.

Hal ini membuat kapal-kapal Belanda lain mundur. Detasemen Perancis yang sebelumnya berhasil mendarat juga kocar-kacir dan banyak yang menjadi korban.

Dengan begitu serangan umum Belanda ke Kerajaan Riau gagal.

Baca juga: 5 Pahlawan Nasional yang Berjuang Sebelum 1908

Tak sampai disitu saja, tindakan Raja Haji Fisabilillah kembali mengejutkan Belanda. Tanggal 13 Februari 1784 Raja Haji Fisabilillah bersama 1.000 pasukannya mendarat di teluk Ketapang lebih kurang 5 km sebelah timur kota Melaka.

Bersama dengan Sultan Ibrahim dari Selangor Malaysia, Raja Haji Fisabilillah melakukan serangan menggempur Melaka. Gempuran ini membuat Belanda di Melaka terdesak.

Di saat itulah satuan armada kerajaan Belanda yang melakukan perjalanan ke Makasar dan Maluku diperintahkan Pemerintah Tinggi DI Batavia ke Melaka.

Armada dipimpin oleh Jacob Pieter Van Braam dengan kekuatan 9 kapal perang, 2.130 personel dan 327 pucuk meriam kemudian ikut berperang melawan Raja Haji Fisabilillah.

Pada tanggal 18 Juni 1784, sebanyak 734 pasukan bersenjata lengkap menggempur kubu pertahanan Raja Haji Fisabilillah di Teluk Ketapang.

Perangpun berkecamuk. Raja Haji Fisabilillah bersama seluruh panglima perang dan sekitar 500 pasukan Kerajaan Riau gugur dalam pertempuran itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Regional
Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com