Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Apangi, Ungkapan Rasa Syukur dan Keramahan Orang Dembe

Kompas.com - 08/08/2022, 13:16 WIB
Rosyid A Azhar ,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Iyam Nusi (46) dan Putri Rahmawati Laya (12) sejak pagi sudah di dapur mencampur adonan terigu, mentega, telur, ragi dan parutan kelapa muda. Mereka juga memindahkan kompor gas di lantai dapur dekat sumur agar terasa leluasa.

Cairan hitam kecoklatan di 2 ember sudah menyanding kompor, ini adalah cairan gula aren yang sudah dimasak lebih dulu.

Keduanya kemudian terlibat dalam proses memasak kue ini, Iyam Nusi bertugas menuangkan adonan ke 2 cetakan besi di atas kompor, menutupnya, dan memastikan kue ini masak sempurna. Sesekali ia membuka tutup, mencungkil salah satu kue untuk memeriksa bagian bawah tidak hangus.

Baca juga: Gurih Manis Apem di Festival Apangi

Sementara Putri Laya sibuk mengemas kue yang telah dingin di wadah mika transparan, menuangkan cairan gula aren dalam plastik, mengikat agar tidak bocor sebelum dimasukkan dalam wadah bersama apangi cantik.

Hari ini mereka mulai membuat kue apangi, sebuah makanan ringan yang khas dihidangkan pada perayaan Asyura pada 10 Muharram. Ini adalah perayaan turun-temurun warga Gorontalo yang masih dirayakan hingga kini.

Di Desa Dembe 1 Kecamatan Kota Barat, tempat tinggal Iyam Nusi dan Putri Rahmawati Laya, perayaan Asyura dirayakan secara khusus. Warga desa bersepakat untuk merayakan Asyura dengan nama Festival Apangi, karena sajian khas pada perayaan ini adalah kue apangi.

“Pekerjaan ini membosankan karena harus menunggu kue matang dalam cetakan, berulang kali demikian sejak pagi,” kata Iyan Nusi sambal menggerakkan punggungnya yang lelah, Minggu (7/8/2022).

Suara Iyam Nusi disambut senyum tipis, sepertinya ia merasakan hal yng sama. Bahkan Putri Laya masih bisa meninggalkan tempatnya sejenak untuk bersenda gurau dengan anak kecil di ruang tengah.

“Sudah 5 kg terigu dan bahan lain yang kami masak, masih ada 10 kg lagi. Tidak tahu sampai kapan ini selesai,” ujar Iyam sambal menunjukkan tumpukan terigu tidak jauh dari tempatnya duduk.

Baca juga: Gorontalo Gelar Festival Apangi

Kesibukan para perempuan di dapur ini juga terjadi di hamper semua rumah di desa ini. Mereka mengerjakan hal sama, membuat kue apangi. Kue ini akan disajikan kepada pengunjung untuk perayaan festival apangi pada malam harinya.

“Tradisi memasak kue apangi saat perayaan hari Asura ini sudah lama, kebiasaan ini kami warisi dari orang-orang tua dulu,” kata Rizal Rasyid Baili (55) Ayahanda Desa Dembe 1 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontralo.

Ayahanda adalah sebutan lurah atau kepala desa laki-laki di Gorontalo, jika perempuan disebut Ibunda.

Adonan tepung terigu, beras, ragi, mentega, dan lainnya dalam cetakan di atas nyala api kompor. Kue ini menunggu masak untuk diangkat.KOMPAS.COM/ROSYID A AZHAR Adonan tepung terigu, beras, ragi, mentega, dan lainnya dalam cetakan di atas nyala api kompor. Kue ini menunggu masak untuk diangkat.

Menghidangkan kue apangi pada hari asyura ini berawal dari sebuah perbukitan kapur di desa ini, sebuah makam tua di masjid Quba. Di tempat ini dimakamkan Ju Panggola atau Raja Ilato. Tokoh ini dipercaya sebagai wali penyebar agama Islam di Gorontalo, juga memiliki kekuasaan di daerah ini.

“Setiap hari Asyura orang-orang tua kami berdoa di makam tua Ju Panggola, usai berdoa disuguhkan kue apangi oleh ibu-ibu,” ujar Kadar Abu Bakar (53) tokoh masyarakat Dembe.

Berangkat dari kegiatan doa bersama di makam tua inilah kemudian digagas masyarakat dan pemerintah desa Dembe untuk melaksanakan Festival Apangi.

Baca juga: Gelaran Fesbujaton, Cara Warga Jawa Tondano Lestarikan Seni Tradisi Leluhur

Mereka bermufakat untuk membuat kue-kue ini secara berkelompok di tiap lingkungan, namun seiring waktu masyarakat berinisiatif sendiri untuk membuat kue di rumah masing-masing, semua bergembira mengerjakan ini meskipun secara ekonomi warga Dembe hanya bekerja sebagai nelayan danau.

Kebersamaan dan sikap terbuka inilah yang membuat festival ini semakin dikenal, orang dari desa tetangga datang untuk menikmati sajian kue ini.

“Kami menyuguhkan kue ini untuk dinikmati para tamu yang datang, mereka juga bisa menambah jika masih kurang, kalau tertarik membawa kue ini sebagai oleh-oleh silakan ambil juga, kami sudah menyiapkan bungkusan apangi,” kata Farida Yusuf (42).

Sikap ihlas dan terbuka dengan masyarakat lain tercermin dari cara mereka memperlakukan tamu, meskipun rombongan tamu tidak dikenal, mereka tetap saja mau menerima dan menyilakan makan kue apangi.

Seperti di teras rumah Farida, serombongan Wanita dan anak-anak yang berjumlah lebih dari 1o orang duduk di teras. Menurut salah satu dari tamu tersebut mereka awalnya mengantar anggota keluarga ke Bandar Udara Jalaluddin Tantu, sepulang dari bandara mereka singgah di Desa Dembe I ini.

Setelah bercerita tetamu ini mendapat buah tangan 1 tas kue apangi untuk setiap orangnya, mereka bergembira lalu pamit meneruskan perjalanan pulang ke desanya di Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Penutupan, 21 Orang Daftar Bakal Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Lewat PDI-P

Jelang Penutupan, 21 Orang Daftar Bakal Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Lewat PDI-P

Regional
Pemancing Asal Sekotong yang Tenggelam Ditemukan Meninggal

Pemancing Asal Sekotong yang Tenggelam Ditemukan Meninggal

Regional
Tawuran Pelajar SMP antar Kabupaten Purbalingga-Banyumas Digagalkan, Sajam Diamankan

Tawuran Pelajar SMP antar Kabupaten Purbalingga-Banyumas Digagalkan, Sajam Diamankan

Regional
Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Masuk Rumah Warga, Bersembunyi di Tumpukan Kayu

Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Masuk Rumah Warga, Bersembunyi di Tumpukan Kayu

Regional
Remas Payudara Guru, Kepala SD di NTT Dilaporkan ke Polisi

Remas Payudara Guru, Kepala SD di NTT Dilaporkan ke Polisi

Regional
Putus Cinta dan Gagal Nikah, Pria di Kampar Akhiri Hidupnya

Putus Cinta dan Gagal Nikah, Pria di Kampar Akhiri Hidupnya

Regional
Kader Gerindra Banyumas Rachmat Imanda Pastikan Daftar Bakal Calon Bupati

Kader Gerindra Banyumas Rachmat Imanda Pastikan Daftar Bakal Calon Bupati

Regional
Perjuangan Anggota Bawaslu Manokwari Selatan, Jalan Kaki 18 Km dari Distrik Terpencil karena Longsor

Perjuangan Anggota Bawaslu Manokwari Selatan, Jalan Kaki 18 Km dari Distrik Terpencil karena Longsor

Regional
Zet Tadung Allo Jabat Kepala Kejaksaan Tinggi NTT

Zet Tadung Allo Jabat Kepala Kejaksaan Tinggi NTT

Regional
Kisah Bripda Lince Huby, Perempuan Papua yang Wujudkan Cita-cita Jadi Polwan

Kisah Bripda Lince Huby, Perempuan Papua yang Wujudkan Cita-cita Jadi Polwan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Dampak 'Study Tour' Dilarang di Jateng, Sewa Transportasi Dibatalkan dan Kunjungan Wisata Turun

Dampak "Study Tour" Dilarang di Jateng, Sewa Transportasi Dibatalkan dan Kunjungan Wisata Turun

Regional
Pamit Pergi Mancing di Bendungan Bogor, Seorang Pria Ditemukan Tewas

Pamit Pergi Mancing di Bendungan Bogor, Seorang Pria Ditemukan Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com