Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Apangi, Ungkapan Rasa Syukur dan Keramahan Orang Dembe

Kompas.com - 08/08/2022, 13:16 WIB
Rosyid A Azhar ,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

“Dalam istilah kami ada monga, moduhengo dan modelo. Monga berarti tamu bisa makan di tempat, moduhengo bermakna tambu bisa menambah makanannya jika masih ingin memakan, dan modelo berarti kami akan membawakan oleh-oleh untuk tamu agar keluarga yang belum bida datang dapat menikmati kue apangi dari kami,” ujar Farida Yusuf.

Baca juga: 11 Tradisi Unik Perayaan 17 Agustus dari Berbagai Daerah di Indonesia

Datangkan tenaga kerja dari luar

Farida Yusuf mengaku telah menyiapkan bahan-bahan kue ini jauh hari, ia sudah belanja Sebagian bahan 3 pekan sebelum festival apangi dimulai.

Bahan kue yang dia sediakan adalah tepung terigu 40 kg, tepung beras 20 kg, susu, vanilla, kelapa mengkal, ragi dan bahan lainnya. Ia juga telah memastikan gas elpiji tersedia di rumahnya, karena ini penting dan tidak boleh kehabisan saat memasak kue apangi.

“Kue apangi kami buat dari campuran 5 kg tepung terigu, tepus beras 2,5 kg, susu, vanila, santan, kelapa mengkal diparut, dan ragi,” ucap Farida Yusuf.

Semua bahan tersebut diaduk sebagai adonan yang mengental, adonan ini kemudian dituang ke cetakan besi yang sebelumnya dioleh mentega agar tidak lengket. Api kompor dinyalakan sedang agar tidak membuat gosong bagian bawahnya dan bisa matang serentak dengan bagian atasnya.

Yang unik, kue-kue cetakan Farida ini berbentuk macam-macam, ada yang bulat, bintang, dan segi tiga, demikian juga dengan warnanya, ada hijau, putih dan kuning.

Apangi cantik di rumah Farida Yusuf ini tidak lepas dari peran Asra Ismail (20), wanita muda dari Desa Pentadu Timur Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo.

Baca juga: Jadi Tradisi, Nelayan di Gunungkidul Tidak Melaut pada Jumat dan Selasa Kliwon

Asra Ismail dan keluarganya diboyong ke Dembe untuk membantu keluarga Farida Yusuf. Ia bersama yang lainnya bertugas mencampur bahan-bahan kue ini sampai menjadi adonan yang pas, lalu memasaknya di samping rumah.

Yang kebagian memasak adalah seorang wanita tua, dengan sabar ia menanti kue-kue cantik ini masak. Sudah 2 hari ini membantu keluarga Farida Yusuf.

So 2 hari saya di sini bamasak kue (Sudah 2 hari saya di sini memasak kue),” kata Asra Ismail yang berari sudah 2 hari ia memasak kue apangi di sini.

Banyak keluarga di desa ini juga mendatangkan tenaga kerja dari luar desa, umumnya masih berkerabat atau kenalan dekat. Para pekerja ini hanya bertugas memproduksi apangi dan mengemas dalam wadah cantik.

Setiap rumah berusaha memproduksi kue ini sebanyak ia mampu, semua berdasar keihlasan. Saat tetamu datang, giliran tuan rumah yang menyambut dan menyilahkan makan, demikian juga saat tetamu pulang, tuan rumah yang memberikan oleh-oleh kue apangi.

Baca juga: Tragedi Kematian Joki Cilik Alfian dan Tradisi Baru yang Menjadi Sorotan

Doa di Masjid Tua

Seusai shalat ashar di masjid Quba, angin bertiup perlahan membawa uap air dari permukaan danau, udara sejuk terasa dari halaman masjid tua yang berdiri di atas bukit kapur ini.

Beberapa pria melafalkan doa di dalam masjid ini, doa yang khusus dimunajatkan pada peringatan 10 Asyura.

Kadar Abubakar (53), tokoh masyarakat desa ini membaca doa, ini adalah kebiasaan lama yang diteruskan hingga kini. Di masjid ini juga terdapat makam wali, masyarakat biasa menyebut sebagai Ju Panggola. Nama ini diduga hanya sebutan gelar untuk seseorang yang dimakamkan di sini.

“Ju Panggola bukan nama, namun julukan atau gelar yang berarti yang dituakan, ada yang menyatakan beliau adalah Raja Ilato yang membangun Benteng Otanaha,” ujar Zulkarnain Husain warga Dembe I.

Tradisi berdoa di masjid Quba dan makam tua Ju Panggola ini menginspirasi warga untuk menyajikan kue apangi di setiap peringatan Hari Asyura pada 10 Muharram setiap tahunnya.

“Setiap menyambut 10 Muharram kami berdoa di masjid ini, usai berdoa ibu-ibu menyuguhkan makanan ringan berupa apangi, kebiasaan ini sudah lama,” kata Kadar Abubakar.

Baca juga: Tradisi Keboan, Cara Ungkap Syukur Warga Desa Aliyan Banyuwangi kepada Sang Pencipta

Usai berdoa bersama, warga akan menyiapkan kue apangi di rumahnya, menerima tetamu dari luar daerah atau kenalannya. Semua disambut dengan tangan terbuka penuh keihlasan.

Selain apangi, ada juga warga yang menyajikan makanan nasi dengan lauk. Ini juga sebagai bentuk rasa syukur dan menghormati tamu. Keihlasan untuk menjamu tetamu ini sangat terasa, bahkan orang yang tidak dikenal pun akan dilayani jika masuk ke ruang tamu.

“Alhamdulillah, kami masih bisa berbagi dengan kue apangi, menerima sanak saudara yang bersilaturahmi,” ujar Kadar Abubakar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Regional
Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Regional
Siswa SMA Tewas Tenggelam di Kolam Renang Wisata TTU, Sempat Minta Direkam

Siswa SMA Tewas Tenggelam di Kolam Renang Wisata TTU, Sempat Minta Direkam

Regional
Duka Korban Bencana Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Ibu Saya Tak Bisa Diselamatkan...

Duka Korban Bencana Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Ibu Saya Tak Bisa Diselamatkan...

Regional
Korban Banjir Sumbar Terseret Air 72 Km, dari Padang Panjang sampai Padang

Korban Banjir Sumbar Terseret Air 72 Km, dari Padang Panjang sampai Padang

Regional
Dimediasi di Polda Riau, Rektor Unri Berdamai dengan Mahasiswa yang Dilaporkan

Dimediasi di Polda Riau, Rektor Unri Berdamai dengan Mahasiswa yang Dilaporkan

Regional
Dapat Restu Ketum PKB, Gus Yusuf Dipastikan Maju Pilkada Jateng

Dapat Restu Ketum PKB, Gus Yusuf Dipastikan Maju Pilkada Jateng

Regional
Ketahuan Curi Motor, Maling Ini Dihajar Warga Saat Sembunyi di Sawah

Ketahuan Curi Motor, Maling Ini Dihajar Warga Saat Sembunyi di Sawah

Regional
Bunuh Badak dan Jual Culanya, Warga Pandeglang Dituntut 5 Tahun Penjara

Bunuh Badak dan Jual Culanya, Warga Pandeglang Dituntut 5 Tahun Penjara

Regional
Banjir Rob Demak Meninggi Lagi, 4 Akses Jalan di Pedukuhan Terputus

Banjir Rob Demak Meninggi Lagi, 4 Akses Jalan di Pedukuhan Terputus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com