Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Viral, Mengaku Diperas Oknum Diduga Sopir Taksi di Bandara Pekanbaru

Kompas.com - 06/08/2022, 08:40 WIB
Idon Tanjung,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Viral video di media sosial seorang pria mengaku mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari sejumlah orang di kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau.

Pria itu mengaku ditemui sejumlah orang yang diduga sopir taksi di bandara. Dia juga mengaku ada tindakan pemerasan dari orang-orang tersebut.

Beberapa potongan video keributan di bandara itu turut disebarkan akun Instagram @viralpekanbaru.

Baca juga: Sebelum Ditusuk Polisi Gadungan, Ibu dan Anak di Bekasi Diperas dan Keluarganya Dituduh Terlibat Narkoba

Seperti yang dilihat Kompas.com, dalam unggahan itu, menyebutkan ada oknum-oknum yang melakukan pemerasan.

Pria itu mengaku baru mendarat di Bandara SSK II Pekanbaru setelah terbang dari Aceh. Dia datang ke Pekanbaru untuk pembuatan video di salah satu instansi pemerintahan di Pekanbaru.

Dia dijemput mobil yang sudah diperuntukkan oleh pihak yang menggunakan jasanya.

Namun, pada saat memasukan barang ke dalam mobil, tiba-tiba seorang pria berpakaian preman datang dan ikut masuk ke dalam mobil.

Lalu, mobil pria tersebut diarahkan ke tempat perkumpulan taksi bandara.

Video viral itu mendapat komentar pedas dari netizen. "Bikin malu Pekanbaru aja nyari duit kek gitu," tulis @dunia_inna. "Orang gak sehat itu," sebut @kurnia_maulana_.

Baca juga: Teriaki Korban sebagai Klitih dan Mengaku Polisi, 4 Pelaku Pemerasan Ditangkap

Pria dalam video itu diketahui bernama Bram Aditya. Saat diwawancarai wartawan lewat sambungan telepon, Bram mengakui adanya kejadian itu.

Bram yang bekerja sebagai konten kreator, itu mengaku kaget ketika dikerumuni sejumlah sopir taksi di kawasan bandara.

"Kejadiannya kemarin sekitar jam 15.00 WIB, Kamis (4/8/2022). Saya baru sampai dari Aceh. Kita disiapin driver, tetapi saya baru kenal, langsung masukkin barang ke mobil," cerita Bram.

Pada saat memasukkan barang, lanjut dia, seorang pria tiba-tiba masuk ke mobil. Bram mengira pria tersebut rekan sopirnya dan sudah saling kenal.

"Dia masuk ke mobil, saya kira teman sopirnya. Tapi saya lihat driver saya langsung gemetaran," sebut Bram.

Dia baru menyadari sopir dan pria masuk mobil tersebut tak saling kenal.

Baca juga: Nasib ABK Kapal Penangkap Ikan Berbendera Asing: Keringat Diperas, Aturan Tak Jelas (Bagian 1)

Bram merasa pria itu membuat dirinya resah. Sebab, pria itu mengira Bram memesan sopir taksi online.

"Dia kira saya pakai taksi online. Saya jelaskan ini bukan taksi online, saya kasih surat tugas dan ini agen travel pesanan dari kantor," kata Bram.

Namun, Bram dan sopir mengaku dipaksa untuk ke kantor karena telah melanggar aturan di bandara. Ternyata, dia justru dibawa ke tempat tongkrongan sopir taksi bandara.

"Mereka minta saya naik taksi keluar bayar Rp 20.000, kemudian keluar naik mobil lagi yang jemput saya itu. Mereka bilang masalah pun selesai jika saya menuruti. Tapi saya anggap itu pemerasan, saya enggak mau karena kami bertiga," kata Bram.

Tak lama kemudian, Bram meminta bantuan Dinas Perpustakaan Pekanbaru. Mereka pun dijemput dengan mobil Innova pelat merah.

"Kami sempat berdebat lama. Setelah itu saya hubungi klien saya di Dinas Perpustakaan. Lalu dijemput pakai Innova pelat merah dan udah selesai. Saya kan diajakin ke Angkasa Pura, ya saya seneng. Cuma masalahnya saya disuruh jalan, mobil ditinggal dan alat-alat syuting saya tinggal, mana saya mau," kata Bram.

Baca juga: Iseng Jalani Hubungan Sejenis, Pria Beristri di Ponorogo Diperas Rp 13 Juta, 3 Oknum Wartawan Ditangkap

Bram berharap, kejadian serupa tak terulang kembali.

Terpisah, Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Bukit Raya, Iptu Dodi Vivino mengaku belum menerima laporan kejadian keributan tersebut.

"Sampai saat ini belum ada laporan. (Petugas) piket juga belum ada terima. Namun, akan kami cek," kata Dodi.

Penjelasan bandara

Video viral itu ditanggapi pihak Bandara SSK II Pekanbaru.

Executive General Manager Bandara SSK II Pekanbaru Mohamad Hendra Irawan menjelaskan, PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, telah melakukan pendalaman kepada pihak terkait menyusul beredarnya video mengenai operasional transportasi darat di bandara pada 4 Agustus 2022.

Pihaknya menegaskan, tidak benar terjadi pemerasan dari personel taksi di bandara kepada pengemudi kendaraan rental atau sewa yang menjemput penumpang di kawasan bandara.

Baca juga: Niat Jual Laptop, Pria di Medan Malah Dipukul Besi dan Diperas Rp 25 Juta

"Klarifikasi sudah dilakukan dengan pihak terkait. Sejalan dengan itu, kami juga akan meningkatkan koordinasi kepada pihak pengelola taksi resmi agar peristiwa tidak berulang kembali," ujar Irawan kepada wartawan melalui keterangan tertulis, Jumat.

Ia menyampaikan, Bandara SSK II Pekanbaru terbuka terhadap layanan transportasi darat bagi penumpang (taksi, taksi online, kendaraan sewa/rental) sepanjang memenuhi setiap regulasi yang berlaku.

"Bandara Sultan Syarif Kasim II dan para stakeholder juga berkomitmen untuk selalu meningkatkan standar pelayanan bagi seluruh penumpang pesawat," tutup Irawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Regional
Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Regional
Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Regional
Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Regional
Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Kilas Daerah
Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Regional
Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Regional
Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Regional
Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Regional
Warga Pesisir Lampung Ikuti Sekolah Lapang Iklim

Warga Pesisir Lampung Ikuti Sekolah Lapang Iklim

Regional
Antisipasi Kebocoran PAD, Dishub Kota Serang Terapkan Skema E-Parkir

Antisipasi Kebocoran PAD, Dishub Kota Serang Terapkan Skema E-Parkir

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
WNA Ilegal Masuk Indonesia via Tanjung Balai Diserahkan ke Kejaksaan

WNA Ilegal Masuk Indonesia via Tanjung Balai Diserahkan ke Kejaksaan

Regional
Tanaman Pisang di Ende Terserang Penyakit Darah Pisang

Tanaman Pisang di Ende Terserang Penyakit Darah Pisang

Regional
Dosen Unika Atma Jaya Daftar Jadi Calon Gubernur NTT di Partai Gerindra

Dosen Unika Atma Jaya Daftar Jadi Calon Gubernur NTT di Partai Gerindra

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com